Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan produksi dan distribusi film yang juga menjadi pioneer di industri perfilman Indonesia, PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM), belum lama ini menggelar acara investor update di Multivision Tower dengan mengundang beberapa sekuritas.
Dalam acara tersebut, RAAM mengumumkan bahwa film produksi terbarunya yakni "Di Ambang Kematian" telah ditonton sebanyak 3,3 juta penonton dan masih terus bertambah lantaran film tersebut sedang tayang di bioskop.
Manajemen RAAM juga mengungkapkan, hingga tahun 2023 perusahaan ini telah memiliki library lebih dari 15.000 jam sinetron dan lebih dari 650 judul film. RAAM juga mengungkapkan untuk tahun 2024 telah mendapatkan pemesanan sinetron yang setara dengan 365 jam.
Meninjau laporan keuangan per kuartal III-2023, pendapatan RAAM tumbuh sebesar 2% year on year (YoY) menjadi Rp 231 miliar dari periode sebelumnya Rp 226 miliar, dengan mayoritas berasal dari sinetron yakni sebesar 47% dan film sebesar 22%. Selain itu, RAAM mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 51 miliar.
Baca Juga: Tripar Multivision (RAAM) Bukukan Pendapatan Rp 231 Miliar Hingga Kuartal III-2023
Perlu diketahui bahwa film "Di Ambang Kematian" telah memecahkan rekor sebagai film terlaris kedua pada tahun ini. Namun, pendapatan dari film ini belum tercatat dalam laporan keuangan per kuartal III-2023. Sebab, film tersebut dirilis pada 28 September 2023 sehingga pendapatannya akan tercatat pada kuartal IV.
"Hal ini diperkirakan akan berdampak besar terhadap pendapatan dan keuntungan perusahaan pada akhir tahun 2023," tulis Manajemen RAAM dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (17/11).
Lebih lanjut, RAAM menargetkan laba bersih sebesar Rp 100 miliar pada 2023. Target uni didukung oleh berbagai sektor pendapatan antara lain penjualan tiket, distribusi film, penjualan hak cipta web series, dan sinetron yang semuanya berkontribusi positif terhadap pendapatan RAAM menjelang akhir tahun 2023, di mana perusahaan akan memproduksi sekitar 13 film pada tahun 2024.
Manajemen RAAM menyebut bahwa RAAM terus beradaptasi, mengembangkan lini bisnis digitalnya dan telah mengakuisisi 35% saham DMS+, sebuah platform OTT yang melayani pecinta horor yang diciptakan oleh pasangan Demian Aditya dan Sarah Wijayanto.
DMS+ telah menjangkau 1,3 juta pemirsa dan telah diunduh lebih dari 500.000 kali, dengan basis pengguna aktif sebanyak 278.000.
Industri film telah menjadi salah satu sektor paling menarik dan dinamis di dunia hiburan. Di tengah kemajuan teknologi dan perubahan preferensi konsumen, perusahaan film publik terus beradaptasi agar tetap relevan dan menghadapi berbagai tantangan.
RAAM berdiri sebagai salah satu perusahaan terbesar dan memiliki manajemen paling berpengalaman dengan lebih dari 50 tahun di industri ini. Perusahaan ini didirikan oleh Ram Punjabi yang baru saja mendapatkan Lifetime Achievement Award pada Piala Citra Festival Film Indonesia 2023.
Penghargaan ini membuktikan bahwa keberadaan RAAM tidak hanya karena kontribusinya yang signifikan terhadap perkembangan industri film dalam negeri, melainkan juga keberlanjutannya sebagai sebuah perusahaan publik yang terus berkembang dalam industri film Indonesia.
Selain itu, RAAM merupakan distributor terbesar film India di Indonesia, Thailand dan Timor Leste dan telah menguasai pangsa pasar lebih dari 95%. RAAM juga mendistribusikan film Indonesia di Malaysia, Singapura, Vietnam dan Kamboja serta memperluas pasar ke Thailand dan Myanmar.
"Selain memproduksi film-film berkualitas, RAAM terus melakukan ekspansi dengan menambah lima bioskop baru di beberapa wilayah di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi yang akan dimulai pada tahun 2024," tandas Manajemen RAAM.r
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News