kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fluktuasi harga minyak, ini skenario perubahan target dan rencana kerja Pertamina EP


Minggu, 12 April 2020 / 14:48 WIB
Fluktuasi harga minyak, ini skenario perubahan target dan rencana kerja Pertamina EP
ILUSTRASI. Ilustrasi Lifting Pertamina EP


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan pada harga minyak dunia membuat sejumlah perusahaan minyak dan gas (migas) menyiapkan strategi mitigasi. Tak terkecuali bagi PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu.

Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengungkapkan, perusahaan sudah menyiapkan berbagai skenario untuk menyesuaikan target dan rencana kerja perusahaan di tahun ini. Menurutnya, skenario tersebut utamanya menyesuaikan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) yang menjadi acuan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020.

Nanang bilang, skenario tersebut juga mempertimbangkan berbagai asumsi dan parameter keekonomian seperti kurs dolar Amerika Serikat, anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) dan operational expenditure (opex). Penyesuaian pada asumsi ICP tersebut bakal ikut mengubah proyeksi pendapatan dan laba perusahaan di tahun ini.

Baca Juga: Terjadi kebakaran, Pertamina EP sudah stabilisasi area CPP Gas Gundih

Dalam RKAP 2020, ICP masih diasumsikan di angka US$ 63 per barel. Namun, di tengah kondisi seperti sekarang, ICP ikut anjlok seiring dengan tren pelemahan harga minyak mentah dunia. ICP Maret 2020 anjlok menjadi US$ 34,23 per barel, turun US$ 22,38 per barel atau 39,5% dibanding ICP Februari yang masih berada di level US$ 56,61 per barel.
m
Nanang bilang, pihaknya menyiapkan skenario ICP di angka US$ 50, US$ 40, US$ 30 dan US$ 20 per barel. "Yang utamanya ICP, kami buat beberapa skenario. Maka harus ada adjustment terhadap besaran capex dan opex supaya masih bisa memberikan profit," kata Nanang saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (12/4).

Ia menjelaskan, skenario penyesuaian tersebut tidak hanya terjadi dari sisi keuangan saja, melainkan akan mengubah rencana operasional atau produksi migas Pertamina EP. Nanang memberikan gambaran, pada harga minyak rata-rata US$ 30 per barel, maka akan ada pemangkasan sekitar 42 sumur pengembangan yang akan ditunda pengeborannya.

"Kalau capex dan opex kami potong, jumlah program kerja terkait produksi juga berpengaruh. Sumur yang dibor dan workover turun, target produksi juga turun," terang Nanang.

Hanya saja, Nanang belum memberikan detail proyeksi perubahan target produksi migas siap jual atau lifting, maupun skenario perubahan asumsi harga minyak yang akan dipilih Pertamina EP. Sebab, pihaknya masih belum secara resmi mengajukannya ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

"Baru skenario, belum diajukan ke SKK Migas," katanya.

Nanang mengatakan, skenario perubahan rencana kerja ini bisa jadi baru akan diajukan pada pertengahan tahun dan mulai diterapkan pada Semester II mendatang. Nanang bilang, pihaknya akan terlebih dulu mencermati pergerakan harga minyak pada satu atau dua bulan ke depan.

"Kami cermati hari per hari sampai 1-2 bulan ke depan. (Penerapan kemungkinan di Semester II) karena program 1-2 bulan ke depan rata-rata persiapannya sudah selesai, tinggal dieksekusi," jelasnya.

Baca Juga: Produksi migas Pertamina pada kuartal pertama tahun ini mencapai 919 mboepd

Dalam catatan Kontan.co.id, Pertamina EP juga telah melakukan upaya efisiensi. Antara lain meliputi pemotongan anggaran-anggaran kegiatan yang tidak berhubungan dengan peningkatan produksi dan cadangan, negosiasi kontrak-kontrak dengan vendor, serta fokus pada program-program quick yielding.

Adapun, dengan asumsi ICP sebesar US$ 63 per barel, pada tahun ini target lifting Pertamina EP sebesar 85.000 barel minyak per hari (bopd) dan 756 mmscfd gas, dengan target pengeboran 108 sumur pengembangan.

Asal tahu saja, Pertamina EP menjadi bagian dari 15 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) penyumbang lifting migas terbesar. Pada tahun 2019 lalu, sumbangan lifting Pertamina EP menjadi ketiga terbesar secara nasional baik di minyak maupun gas, yakni 82.179 bopd minyak dan 752 mmsfcd gas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×