Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen air minum dalam kemasan (AMDK), PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) fokus melaksanakan strategi perluasan pabrik dan jaringan distribusi.
Presiden Direktur CLEO, Melisa Patricia menjelaskan, strategi bisnis ini terus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan kinerja. CLEO fokus pada ekspansi di wilayah yang belum terjamah seperti di kawasan luar Bali dan Jawa.
Tahun ini Perseroan berencana menambah 3 pabrik baru di Palu (Sulawesi Tengah), Pontianak (Kalimantan Barat), dan Pekanbaru (Riau).
"Pembangunan pabrik baru telah dimulai dan akan terus kami update mengenai perkembangannya," urai Melisa kepada Kontan, Kamis (25/7).
Baca Juga: Diramal Positif, Simak Rekomendasi Saham Sariguna Primatirta (CLEO)
Melisa melanjutkan, dengan 31 pabrik yang dimiliki CLEO saat ini, kapasitas produksi perseroan telah mencapai sekitar 5,5 miliar liter per tahun, dengan utilisasi sekitar 1,5 miliar liter per tahun. Biasanya, untuk pabrik baru, akan mulai dengan kapasitas sekitar 100-250 juta liter per tahun.
Selain itu, Perseroan juga terus melakukan ekspansi titik distribusi yang dijalankan oleh distributor internal, yakni PT SPS. Dengan integrasi vertikal pada akhir 2023 lalu, CLEO berharap pertumbuhan titik distribusi tersebut akan semakin cepat.
Tahun ini CLEO menganggarkan belanja modal alias capital expenditure sebesar Rp450 miliar. Ini akan dialokasikan untuk tanah dan bangunan, peralatan pabrik dan mesin, operasional seperti peralatan kantor dan distribusi, serta galon.
Melisa menjelaskan, jumlah capex tersebut diperuntukkan bukan hanya untuk pembangunan pabrik baru, tetapi juga untuk perluasan pabrik yang sudah ada.
"Realisasi serapan capex sampai dengan kuartal I 2024 kemarin sudah terserap 32% atau Rp144 miliar," imbuhnya.
Baca Juga: Sariguna Primatirta (CLEO) Dirikan Anak Usaha Untuk Produk Es
Terkait kinerja keuangan sendiri, sampai dengan kuartal I 2024, kinerja CLEO baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih mengalami peningkatan. CLEO mampu mencatatkan kenaikan penjualan secara tahunan sekitar 37,6% menjadi Rp626,5 miliar. Sementara laba bersih naik signifikan 92,5%, dari Rp 59,9 miliar menjadi Rp115,3 miliar.
Sayang mengenai gambaran kinerja di kuartal II 2024, perseroan belum bersedia menjelaskannya. Melisa hanya mengatakan perusahaan masih bisa mempertahankan momentum yang solid ini hingga akhir 2024 dan mencapai target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih double digit.
Dalam memandang semester II 2024, Melisa memandang bahwa industri air minum di Indonesia terus bertumbuh setiap tahunnya. Menurutnya CLEO selalu mencapai pertumbuhan mencapai pertumbuhan double-digit, melampaui pertumbuhan industri yang sebesar 5%.
Secara historis, CLEO justru mengalami peak performance di Semester II, sehingga CLEO yakin growth momentum ini akan terus berlanjut sampai Semester II.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News