kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gaikindo: Pengembangan mobil listrik terganjal harga jual yang masih tinggi


Rabu, 14 Juli 2021 / 21:46 WIB
Gaikindo: Pengembangan mobil listrik terganjal harga jual yang masih tinggi
ILUSTRASI. Mobil listrik. REUTERS/Chris Helgren


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan bahwa pasar mobil listrik akan berkembang di Indonesia apabila memiliki harga jual yang setara dengan mobil bermesin konvensional. Hal itulah yang menjadi tantangan terbesar bagi pemerintah dalam mengembangkan kendaraan ramah lingkungan di tanah air. 

Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi mengungkapkan berdasarkan peta market potential di Indonesia, kendaraan roda empat dengan harga di bawah Rp 300 juta memiliki porsi market yang sangat besar. Sehingga kendaraan-kendaraan seperti Avanza, Xenia, dan Ayla yang memiliki tingkat penjualan cukup tinggi di tanah air. 

"Jadi kalau ingin berkembang di Indonesia untuk kendaraan-kendaraan ramah lingkungan, kita harus menekan harga mobil listrik menjadi di bawah Rp 300 juta sehingga daya beli masyarakat mampu untuk mengarah ke situ," ungkap Yohannes, Rabu (14/7). 

Baca Juga: Ini kata Suzuki soal rencana pengembangan mobil ramah lingkungan

Lebih lanjut dia memaparkan, sebenarnya penjualan kendaraan listrik baik itu untuk model hybrid, plug in hybrid electric vehicle (PHEV), maupun mobil listrik baterai (BEV) telah mengalami perkembangan yang cukup positif dari tahun ke tahun. Sebagai pembanding, penjualan mobil listrik pada semester I-2021 sudah jauh meningkat dari tahun 2019 silam. Di mana pada periode tersebut, penjualan hybrid tercatat sebanyak 685 unit, PHEV 20 unit, sedangkan BEV tidak ada penjualan. 

Adapun, berdasarkan data Gaikindo realisasi penjualan mobil listrik di Indonesia hingga Juni lalu mencapai 1.900 unit. Jumlah ini terdiri dari model hybrid 1.378 unit, PHEV 34 unit, dan BEV sebanyak 488 unit. "Ini terlihat sekali bahwa animo masyarakat mengarah ke sana," kata Yohannes. 

Sedangkan dari sisi industri otomotif secara umum, Yohannes mengungkapkan Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang Hal tersebut terpancar dari kepemilikan mobil di Indonesia yang masih tergolong kecil, yakni baru 99 mobil per 1.000 penduduk.

"Kalau kita lihat secara detil, di Indonesia jumlah kepemilikan mobil adalah 99 mobil per 1.000 orang, dan ini merupakan angka yang cukup rendah maka kita memiliki potensi untuk maju yang luar biasa. Kalau kita lihat di Thailand angkanya mancapai 275 mobil per 1.000 orang, sedangkan di Malaysia 490 mobil per 1.000 orang," jelas Yohannes. 

Baca Juga: Penjualan mobil elektrik Toyota Astra Motor mencapai 1.078 unit di semester I 2021

Dengan asumsi 270 juta penduduk di Indonesia, apabila menambah kepemilikan 1 mobil per 1.000 orang, maka dibutuhkan penjualan mobil sebesar 270.000 unit. 

"Indonesia adalah market terbesar di Asean dan akan menjadi lebih besar lagi di kemudian hari, dan merupakan pasar yang luar biasa potensinya. Bukan hanya di negara Asean, tapi negara-negara lain akan melihat Indonesia sebagai potensi market yang luar biasa," pungkasnya. 

Selanjutnya: Hyundai berencana luncurkan mobil listrik yang diproduksi di Indonesia tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×