Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melaporkan telah melakukan sinkronisasi perdana Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan pada Sabtu (14/6).
Sinkronisasi dilakukan pada kapasitas awal sebesar 10% dari total daya terpasang PLTP Lumut Balai Unit 2 yang dirancang mencapai 55 megawatt (MW).
Tahapan ini menandai pertama kalinya listrik dari unit pembangkit disalurkan ke jaringan listrik PLN, sebagai bagian penting menuju tahap operasi komersial penuh Commissioning Operation Date (COD) yang ditargetkan pada akhir Juni 2025.
Direktur Operasional PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Ahmad Yani menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan bukti dari efektivitas pengelolaan proyek yang konsisten dengan arah strategis perusahaan dalam mendorong dekarbonisasi.
Baca Juga: Dukung Pemanfaatan Energi Hijau, Pertamina Geothermal (PGEO) Siapkan 3 Proyek Kunci
“Sinkronisasi ini merupakan langkah penting di mana listrik dari pembangkit mulai disalurkan ke jaringan listrik PLN. Ini juga merupakan milestone penting yang menunjukkan progres proyek berada di jalur yang tepat. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan tahap COD sesuai target waktu dan menghadirkan kontribusi nyata terhadap bauran energi bersih nasional,” kata Ahmad Yani dalam keterangan yang diterima Kontan, Minggu (15/06).
Hadirnya PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 MW, sehingga total kapasitas area ini mencapai 110 MW. Unit ini diproyeksikan dapat memproduksi sekitar 481 gigawatt hour (GWh) listrik per tahun.
Dengan adanya momentum ini, PGE akan mulai menghasilkan pendapatan (revenue) dari penyaluran listrik ke jaringan PLN, yang menandai dimulainya kontribusi langsung proyek ini terhadap kinerja keuangan perusahaan.
“Adanya tambahan kapasitas ini berpotensi untuk mengurangi emisi karbon hingga 280.000 ton CO per tahun, sekaligus mendukung upaya pencapaian target bauran energi 23% pada 2025 serta komitmen menuju Net Zero Emission (NZE) 2060," tambahnya.
Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Catat Penurunan Laba Bersih 33,97% Kuartal I 2025
Di sisi lain, Project Manager PGE Proyek Lumut Balai Unit 2 Achmad Sri Fadli, menjelaskan sinkronisasi pertama ini dilakukan setelah melalui serangkaian pengujian teknis yang menyeluruh.
“Proses sinkronisasi ini bukan sekadar menyambungkan listrik ke jaringan PLN, tetapi melibatkan uji sistem secara ketat untuk memastikan bahwa pembangkit beroperasi dengan aman, efisien, dan sesuai dengan standar serta regulasi yang berlaku,” jelas Fadli.
Sebagai pionir energi panas bumi di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, PGE saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 672,5 MW dari enam wilayah operasi. Perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas menjadi 1 GW dalam dua tahun mendatang, dan mencapai 1,7 GW pada 2034.
Selain Lumut Balai Unit 2, PGE juga tengah mengembangkan beberapa proyek strategis lainnya seperti PLTP Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta sejumlah proyek co-generation berkapasitas total 230 MW. PGE juga telah mengidentifikasi potensi sumber daya panas bumi sebesar 3GW dari 10 Wilayah Kerja Panas (WKP) yang dikelola secara mandiri.
“Kami berharap PLTP Lumut Balai Unit 2 dapat segera beroperasi penuh secara komersial dan menjadi salah satu katalis penting dalam pencapaian target energi hijau di Indonesia,” tutup Fadli.
Baca Juga: Naik dari Tahun Lalu, Pertamina Geothermal (PGEO) Tebar Dividen US$ 136,4 Juta
Selanjutnya: Saham Batubara Berpeluang Pulih dari Berbagai Tekanan, Simak Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: iPhone 13 Pro Max Harga Juni 2025 Turun! Cek Fitur Lengkapnya & Kelebihannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News