Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk masih menikmati pertumbuhan penjualan bersih pada triwulan pertama 2017. Namun, perolehan laba bersih perseroan turun, lantaran harga bahan baku melonjak.
Perusahaan berkode saham GJTL ini mencatat, kuartal I-2017, pendapatan tumbuh 8% dari Rp 3,4 triliun menjadi Rp 3,7 triliun. Namun, laba bersih anjlok 36% year on year (yoy) menjadi Rp 215 miliar.
Salah satu penyebabnya, kenaikan harga bahan baku. Wajar, bahan baku memegang peranan penting dalam beban pokok penjualan. Selama kuartal satu, belanja bahan baku GJTL tercatat Rp 2,2 triliun, naik 57% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 1,4 triliun.
"Selain itu, kami memang mendapatkan kerugian kurs kuartal satu lalu," kata Catharina Widjaja, Sekretaris Perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk usai Rapat Umum Pemegang Saham, Jakarta (20/6).
Untuk gross margin yang dirasakan GJTL antara biaya produksi dan harga, masih di kisaran belasan persen. Idealnya, bagi GJTL bisa memperoleh margin 15%-18%, sudah sangat bagus. "Kuartal pertama harga bahan baku karet memang naik, namun di kuartal kedua ini mulai turun, jadi kami optimistis bisa tumbuh terus," sebut Catharina.
Tahun ini, GJTL menyasar pertumbuhan penjualan kisaran 5%-10%. Catharina menilai, target tergolong konservatif lantaran perusahaan masih melihat pertumbuhan pasar otomotif domestik. "Baik sepeda motor maupun mobil ada pertumbuhan, tapi selain itu kami sasar penjualan dari pasar replacement," ungkapnya.
Chatarina mengatakan, tahun ini, perusahaan akan menggenjot produksi ban khusus segmen komersial. "Kami akan menggenjot produksi ban jenis radial tapi untuk keperluan mobil komersial, truk dan bus," katanya. Nama produk itu ialah Truck and Bus Radial (TBR).
Sampai kuartal satu kemarin, GJTL telah meningkatkan lini produksi TBR yang semula bisa produksi 1.000 unit per hari menjadi 1.500 per hari.Nah, tahun ini, GJTL akan menggelontorkan dana lebih untuk menambah lini produksi ban jenis ini sampai 2.000 unit per hari.
Sampai saat ini, GJTL mengklaim menjadi pemain nomor satu di ban sepeda motor dan mobil komerisial, namun nomor tiga di ban mobil penumpang.
Dari capital expenditure (capex) yang dianggarkan tahun ini sebesar US$ 60 juta, sekitar US$ 20 juta diperuntukkan untuk menambah lini produksi TBR. Harapannya, tahun depan, kapasitasnya bisa penuh menjadi 3.500 unit per hari. "Sedang sisa capex untuk keperluan maintenance pabrik tahunan yang normal," ujar Catharina.
Sampai saat ini pabrik Gajah Tunggal berkapasitas produksi untuk ban radial 55.000 unit per hari, ban sepeda motor 95.000 unit per hari dan ban biasa 13.000 unit per hari. Catharina mengatakan utilisasi masih sekitar 75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News