kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gakoptindo: Swasembada kedelai 2020 sulit terjadi


Minggu, 03 September 2017 / 17:10 WIB
Gakoptindo: Swasembada kedelai 2020 sulit terjadi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Indonesia akan mengalami swasembada kedelai 2020 mendatang. Aip Syariffuddin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) berpendapat, rencana pemerintah ini sulit untuk direalisasikan.

Menurut Aip, salah satu alasan yang menyebabkan hal tersebut adalah petani enggan bertanam kedelai lantaran keuntungan yang didapatkan lebih kecil dibandingkan komoditas pangan lain. “Kalau tanah satu hektare (ha) ditanami kedelai, hasilnya kurang dari Rp 12 juta setahun. Sementara padi, dari satu hektare minimal sekali tanam dapat 4 ton dengan harga Rp 7.500 per kg. Padahal masa tanamnya sama 100 hari,” tutur Aip, Kamis (31/8).

Meski begitu, Aip juga mengatakan swasembada kedelai masih mungkin dilakukan, asalkan terdapat pergerakan dari pemerintah, atau tidak hanya mengandalkan petani. “Kalau boleh pemerintah sendiri yang mengerjakan, di mana mereka harus mencari lahan, mengelola, menanam, dan lain-lain. Kalau petani yang mengerjakan, jangan harap bisa swasembada kedelai,” ungkap Aip.

Dia juga menyebutkan, saat ini ketersediaan kedelai untuk memenuhi kebutuhan industri tergolong terbatas. Aip bilang, kebutuhan kedelai nasional sebanyak 2,7 juta ton setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut hanya 700.000 ton yang merupakan kedelai lokal. Kedelai lokal juga kebanyakan digunakan untuk kebutuhan industri minuman berbahan kedelai.

Sementara itu, kebutuhan kedelai industri makanan olahan tahu dan tempe sebanyak 1,9 juta ton per tahunnya. Kebutuhan tersebut lebih banyak dipenuhi dari kedelai impor meskipun semua produk kedelai impor menggunakan rekayasa genetik (GMO).

“Kalau kedelai impor selalu ada stoknya. Di pasaran ada, dan harganya stabil dan murah. Harganya kira-kira Rp 6.500 per kg. Kalau kedelai lokal peraturan dari pemerintah sendiri sudah Rp 8.500 per kg,” jelas Aip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×