Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) akan melakukan kerja sama dengan serikat buruh. Tujuannya untuk menepis kampanye negatif mengenai industri sawit.
"Tidak ada gunanya hubungan industrial yang sehat tapi bisnisnya mati," ujar Soemarjino Saragih, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Gapki, Selasa (19/9).
Soemarjono bilang, berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kemtan) tahun 2015 jumlah pekerja pada industri sawit sebanyak 7,9 juta orang. Dari angka tersebut sebanyak 30% merupakan pekerja dari industri yang tergabung dalam Gapki. Hal tersebut membuat isu ketenagakerjaan yang selama ini berkembang terjawab.
Moratorium yang menyerang industri sawit Indonesia diakui menghambat ekspansi industri sawit. Hambatan tersebut membuat terjadinya pemangkasan pekerja. "Bila sawit terus diintimidasi tidak menutup kemungkinan akan tutup dan akan ada pengurangan lapangan kerja," terang Soemarjono.
Oleh karena itu Gapki akan melakukan diskusi terbuka bersama serikat pekerja. Soemarjono bilang pada bulan Oktober akan dilakukan workshop untuk mendengar masukan dari pekerja. Setelah itu dilakukan kampanye terkait peraturan pekerjaan yang sesuai dengan standar internasional.
Hal itu dilakukan mengingat permasalahan saat ini tenaga kerja sawit masih besar pada keselamatan kerja. Soemarjono bilang perlu ada pengawasan dan pendidikan kepada pekerja.
Soemarjono berharap hal ini akan dapat melawan kampanye hitam yang terus menekan industri sawit Indonesia. Ia juga mengungkapkan harapan agar pekerja dapat bersuara untuk membantu mengadvokasi industri sawit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News