Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menilai Pakistan adalah pasar strategis produk minyak sawit Indonesia. Karena itu keberlanjutan pasar Pakistan dan negara-negara lain di Asia Selatan harus dijaga.
Dengan total volume ekspor minyak sawit Indonesia ke Pakistan mencapai 2,5 juta ton tahun 2018, menjadikannya importir minyak sawit Indonesia terbesar keempat setelah India, China dan Uni Eropa.
“Di tengah tekanan dan diskriminasi dagang dari Uni Eropa terhadap komoditas minyak sawit, Asia Selatan adalah pasar strategis yang harus dijaga. Selain Pakistan, tentu saja India dan Bangladesh,” ujar Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi GAPKI kepada Kontan.co.id, Rabu (15/1).
Baca Juga: Indonesia manfaatkan boikot India atas CPO Malaysia
GAPKI sebelumnya menyampaikan hal ini di sela-sela acara konferensi sawit internasional PEOC (Pakistan Edible Oil) 2020 di Karachi Pakistan awal tahun ini. Dalam kesempatan tersebut, asosiasi juga menyampaikan concern terkait pasar India.
Sebagai pasar ekspor minyak sawit Indonesia terbesar, ada penurunan tren volume ekspor ke India. Tahun 2017, volume ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 7,6 juta ton.
Jumlah ini turun menjadi 6,7 juta ton tahun 2018. “Nah ini mengkhawatirkan. Karena sampai Oktober 2019, volume ekspor baru mencapai 3,7 juta ton,” kata Tofan.