kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia manfaatkan boikot India atas CPO Malaysia


Rabu, 15 Januari 2020 / 17:06 WIB
Indonesia manfaatkan boikot India atas CPO Malaysia
ILUSTRASI. ekspor CPO


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana India memboikot produk minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) asal Malaysia diprediksi akan mempengaruhi bisnis sawit Indonesia di tahun ini. Apalagi pasar negara-negara Asia Selatan punya konsumsi CPO yang cukup besar.

Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan, pelaku usaha tidak dapat mengomentari lebih lanjut soal kepentingan dagang kedua negara tersebut. Namun, kini yang jadi fokus industri ini ialah bagaimana memaksimalkan pasar strategis di Asia Selatan.

"Seperti Pakistan harus dijaga, begitu pula dengan India," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (15/1). Ada kecenderungan belakangan ini ekspor ke India mengalami penurunan yang disebabkan perbedaan tarif bea masuk CPO Malaysia dengan Indonesia.

Saat itu tarif bea masuk Malaysia sempat berada pada level 45% sedangkan Indonesia sebanyak 50%. Namun kata Tofan, di periode akhir 2019 tarif bea masuk mulai disamakan.

Baca Juga: Produsen CPO memandang India sebagai pasar ekspor yang penting

Lebih lanjut, Tofan yang juga menjabat sebagai Vice President of Communications PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengakui, ekspor CPO terbesar memang ditujukan ke India, diikuti China, Eropa lalu Pakistan. Apakah dengan gejolak boikot tersebut bakal mempengaruhi fluktuasi harga CPO?

Menurut Tofan tidak semudah itu, sebab kondisi saat ini banyak sentimen positif yang akan mempengaruhi harga. "Terutama pelaksanaan mandatory B30 di Indonesia dan Malaysia juga akan menerapkan B20," katanya.

Mengenai target produksi di tahun ini, Tofan tak memberikan detil lebih rinci. Sebab di awal tahun memasuki musim penghujan dimana dapat menekan produksi kelapa sawit.

Namun Tofan meyakini, curah hujan saat ini masih cukup baik dan memungkinkan kestabilan produksi terjaga. Yang jelas di tahun 2020 ini pihaknya optimistis potensi ekspor lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×