Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor minyak sawit Indonesia ke Amerika Serikat (AS) dinilai masih dalam posisi aman meskipun tarif bea masuk belum turun signifikan pasca kesepakatan dagang antara kedua negara.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengatakan, penurunan tarif impor AS dari sebelumnya 34% menjadi 19% sudah menjadi langkah positif.
“Sebenarnya kita sudah bagus, turun dari 34% menjadi 19%, walaupun sebelumnya ada yang 0–9%," ujar Eddy kepada Kontan, Kamis (31/7/2025).
Eddy menyebut, masih terdapat peluang penurunan tarif lebih lanjut. Pasalnya, terdapat klausul dalam perjanjian dagang yang menyatakan bahwa produk-produk yang tidak diproduksi oleh Amerika Serikat dapat dipertimbangkan untuk dikenai tarif lebih rendah.
“Artinya, masih ada potensi tarif turun lagi khusus produk-produk yang tidak diproduksi di mereka," jelas Eddy.
Baca Juga: Ekspor CPO Maksimal 1 Juta Ton per Tahun Bakal Bebas Bea Masuk ke Eropa
Meski Malaysia memperoleh tarif lebih rendah yakni 15%, Eddy optimistis, ekspor sawit Indonesia ke AS tetap aman.
Apalagi, pangsa pasar minyak sawit Indonesia di AS saat ini masih cukup besar mencapai 89%. “Seharusnya masih sangat aman," imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan menerapkan tarif dasar global sebesar 15%–20% untuk negara-negara yang belum memiliki kesepakatan dagang dengan AS. Namun, Indonesia yang telah meneken perjanjian tetap dikenai tarif sebesar 19%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News