kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Gapkindo: Kenaikan harga karet dukungan swasta


Selasa, 09 Juni 2015 / 15:00 WIB
Gapkindo: Kenaikan harga karet dukungan swasta
ILUSTRASI. Ucapan Natal bahasa Inggris.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Harga karet di tingkat petani mulai menggeliat. Saat ini harga karet sudah mulai menyentuh angka Rp 7.300 hingga Rp 8.500 dalam dua pekan terakhir.

Sementara di tingkat global, harga karet sudah menyentuh US$ 1,60 per kilogram (kg) atau lebih tinggi dari awal tahun yang sempat terperosok pada harga US$ 1,3 per kg hingga US$ 1,4 per kg.

Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Daud Husni Bastari mengatakan, kenaikan harga karet ini merupakan hasil dari kerja keras sejumlah perusahaan swasta anggota Gapkindo yang mengubah strategi penjualan dengan langsung menjual karet kepada pembeli dan pengguna akhir serta bukan kepada trader.

Penjualan karet tanpa melalui trader ini sudah dilakukan sejak awal bulan Mei 2015 lalu. "Kenaikan harga karet saat ini merupakan sumbangan dari industri-industri besar anggota Gapkindo," ujar Daud kepada KONTAN, Selasa (9/6).

Keenam perusahaan tersebut adalah PT Kirana Megatara (KM) Group, Virginia Indonesia Rubber Co. PT (Virco), Halcyon Agri, Aneka Bumi Pratama, Star Rubber dan Sri Trang.

Keenam grup perusahaan tersebut berkapasitas sedikitnya 2,264 juta ton per tahun atau mengusai sekira 73% dari total kapasitas produksi karet Indonesia. Apalagi upaya industri karet ini mendapat dukungan penuh dari Gapkindo sebagai induk organisasi yang melakukan kerjasama dengan asosiasi karet di Thailand dan Vietnam.

Dimana dari kedua negara penghasil karet terbesar ini mendukung penuh kebijakan penjualan karet langsung kepada pembeli dan bukan kepada trader. Di sisi lain, Gapkindo juga tengah mengirim surat permohonan kepada pemerintah khususnya kepada Kementerian Perdagangan (Kemdag) dan Kementerian Pertanian (Kemtan) pada 24 April 2015 lalu.
 

Dalam surat tersebut, Gapkindo meminta agar pemerintah Indonesia bersama Thailand, negara penghasil terbesar karet di dunia mendukung program peremajaan karet dan menekan negara-negara ASEAN untuk melakukan moratorium penanaman dan perluasan kebun karet.

"Kalau pemerintah merespons surat itu, kami yakin harga karet akan lebih bagus lagi dan bertahan lama," imbuh Daud.

Daud bilang apabila pemerintah mengumumkan peremajaan karet dan moratorium penanaman karet, serta meminta negara-negara ASEAN melakukan hal serupa maka menjadi pesan jelas pada pasar bahwa pasokan karet di pasar global akan berkurang. Dengan demikian harga karet akan tinggi dan bertahan lama. Namun hingga kini surat Gapkindo itu masih belum dibalas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×