kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penggunaan karet lokal akan digenjot


Selasa, 12 Mei 2015 / 10:50 WIB
Penggunaan karet lokal akan digenjot
ILUSTRASI. Sejumlah truk pengangkut logistik tujuan Sumatera antre menunggu giliran masuk kapal ferry di Dermaga 3 Pelabuhan Merak Banten, Rabu (20/5/2020). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Industri pengolahan karet dalam negeri masih minim menggunakan karet alam produksi dalam negeri. Padahal, Indonesia masih menjadi salah satu penghasil karet terbesar dunia.

Mengacu data Dewan Karet Indonesia, produksi karet alam Indonesia mencapai sekitar 3 juta ton per tahun. Namun baru 600.000 ton atau 20% yang diolah industri dalam negeri. Adapun sisanya 2,4 juta ton diekspor dalam bentuk mentah.

Ketua Dewan Karet Indonesia Aziz Pane menyebutkan,  industri pengolahan karet alam di Indonesia belum berkembang. Itu sebabnya, penyerapan karet alam masih minim di Tanah Air. "Ini menjadi salah kendala penyerapan karet alam di pasar lokal," kata Aziz, Senin (11/5).

Nah, karena mengandalkan ekspor, produsen karet kelimpungan saat harga jual di pasar ekspor mengalami penurunan. "Saat ini harga karet turun. Ini momentum meningkatkan penyerapan karet alam untuk industri hilir dalam negeri," lanjut Aziz.

Dewan Karet Indonesia dan Kementerian Perindustrian menargetkan pemakaian karet alam untuk bahan baku industri dalam negeri meningkat dalam lima tahun ke depan. Saat ini, pasar lokal menyerap sekitar 20% dari total produksi karet alam. Tahun 2020, Indonesia menargetkan penyerapannya naik menjadi 40% dari total produksi.

Target pemakaian karet hasil penyadapan perkebunan dalam negeri ini tidak berlebihan. Negara lain yang juga menjadi produsen karet seperti Malaysia, China dan India juga sudah mampu menggunakan karet untuk mencukupi kebutuhan industri di dalam negerinya hingga 40%.

Pengguna bahan baku utama karet alami di antaranya industri ban, sarung tangan karet, benang karet, kondom, alas kaki dan barang-barang dari karet lainnya. Saat ini industri ban menyerap sekitar 55% total kebutuhan karet di dalam negeri.

Menteri Perindustrian Saleh Husin berjanji pemerintah berkomitmen mendorong industri pemakai karet dalam negeri menggunakan karet alam produksi lokal. Untuk mengembangkan industri hilir  pengolahan karet ini, Kementerian Perindustrian menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Dewan Karet Indonesia untuk mengembangkan produk hilir karet non-konvensional yang bernilai tambah tinggi. Di antara produk karet non-konvensional itu adalah dock fender, rubber bridge, asphalt rubber dan ban retread.

Unggul Priyanto, Kepala BPPT menyatakan, BPPT akan mendukung dari sisi pengembangan teknologi pengolahan karet. "Kami mengharapkan inovasi dan layanan teknologi ini bisa menumbuhkan industri produk hilir karet," katanya.

Selain upaya tersebut, pemerintah belum memiliki menjelaskan cetak biru industri karet di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×