Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pabrik emiten kosmetik PT Martina Berto Tbk (MBTO) kena getah banjir akibat intensitas hujan yang tinggi pada pada 24 Februari, kemarin. Lewat cuitan TMC Polda Metro di Twitter @TMCPoldaMetro, hari Selasa (25/2) pukul 05:35 WIB terjadi banjir 40cm-50cm di Kawasan Industri Pulogadung.
Direktur Utama Martina Berto, Bryan D.E.Tilaar mengakui akibat intensitas hujan yang tinggi, pabrik Martina Berto di Pulogadung ikut terdampak banjir.
Baca Juga: Sempat terganggu banjir, Daihatsu geber produksi di pabrik Sunter
Bryan menyatakan sebelum ini, pada 1 Januari 2020 juga sempat terjadi banjir di kawasan industri Pulogadung, tetapi tidak separah 25 Februari kemarin. "Banjir kemarin hanya di halaman parkir saja dan tidak mengkhawatirkan karena air tidak masuk ke dalam gedung pabrik," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (26/2).
Meski begitu dari segi operasional, Bryan mengungkapkan pabrik jadi harus diliburkan sehari pada 25 Februari 2020 karena karyawan tidak bisa masuk kawasan industri. Bryan mengakui tidak ada kerugian yang ditanggung Martina Berto karena hari kerja yang kemarin kosong, bisa diganti saat weekend. "Ya, Sabtu karyawan akan masuk," ujarnya.
Adapun di hari ini, pabrik sudah berjalan seperti biasa. Kendati operasional terkendali, Martina Berto tetap melakukan langkah antisipasi jika ada banjir kembali terjadi. Mengingat perkiraan dari Badan Meteorologi, Kimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta akan terus diguyur hujan hingga Maret.
Bryan menjelaskan MBTO telah menyediakan karung-karung pasir untuk menghambat air masuk ke dalam halaman parkir. "Tapi jika ada banjir yang lebih parah dari kemarin, dampaknya akan sulit dikontrol," ujarnya.
Baca Juga: Jakarta banjir, Kementerian ATR akan audit tata ruang dari hulu hingga hilir
Oleh karenanya, Bryan menyatakan kejadian banjir ini meski sampai saat ini belum ada dampak signifikan ke perusahaan, pemerintah pusat dan daerah tentunya juga harus melaksanakan langkah nyata agar sentra ekonomi apalagi ke kawasan industri tidak kebanjiran.
Menurut Bryan saat ini lahan serapan air di DKI Jakarta semakin berkurang akibat pembangunan beton sejak lama. Oleh karena, dibutuhkan upaya untuk segera mengalirkan air ke laut dan menghilangkan kedangkalan sungai sehingga bisa meminimalisir banjir.
Adapun Bryan mengakui pabrik Martha Tilaar yang berlokasi di Cikarang tidak kena dampak apa-apa dari adanya banjir.
Baca Juga: BMKG sebut Indonesia sedang alami fenomena cuaca ekstrem, apa maksudnya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News