kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara virus corona, bisnis pengiriman kargo udara ke China turun sampai 40%


Minggu, 09 Februari 2020 / 18:14 WIB
Gara-gara virus corona, bisnis pengiriman kargo udara ke China turun sampai 40%
ILUSTRASI. Petugas beraktivitas di Terminal Kargo dan Pos Bandara Jenderal Ahmad Yani yang berada di lokasi baru seusai diresmikan, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/1/2019). Industri logistik terpapar dampak dari penghentian penerbangan dari dan ke China akibat vi


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkumpulan asosiasi sepakat adanya dampak dari penghentian penerbangan dari dan ke China merespon penyebaran wabah virus corona. Adapun penurunannya hingga 40%.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldi Masita menyebutkan ekspor ke China melalui udara memang terhenti sementara karena tidak ada penerbangan langsung. Akibatnya, ekspor ikan segar yang biasanya menggunakan jalur udara terhenti.

Baca Juga: Bea Cukai Jayapura antisipasi penyebaran virus corona di perbatasan darat

Selain itu, dari sisi impor yang melalui udara untuk barang e-commerce ia sebut juga terhenti. "Turun dari sisi kargo udara sekitar 30%-40%," ujarnya kepada  kontan.co.id , Minggu (9/2).

Selain itu, Zaldy menyebut tarif pengiriman kargo udara juga bisa naik karena harus melalui negara lain untuk masuk ke negara China. Sehingga biaya yang dikeluarkan pengusaha menjadi lebih mahal dari sebelumnya yang bisa mengirimkan secara langsung.

Adapun kenaikan tarif kargo udara disebutnya berkisar 10% hingga 30%. Hal tersebut lantaran tergantung jalur udara yang dipilih karena tidak banyak pilihan jalur.

Baca Juga: Virus corona pengaruhi industri CPO hingga mamin Indonesia

Senada, Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengakui bisnis logistik melalui udara mengalami penurunan. 

Lanjutnya, sebagian besar pengiriman yang cukup tinggi dari China salah satunya e-commerce sehingga sektor tersebut menjadi salah satu sektor yang cukup terdampak. "Pasti, karena stop semua dan pengiriman barang ke China menggunakan pesawat penumpang 85%," tuturnya.

Ia mencontohkan seperti Lion Air yang memiliki rute penerbangan langsung dari Manado ke China.

Baca Juga: Virus corona menyerang, begini efeknya ke pasokan bahan baku emiten farmasi

Selain itu, berdasarkan catatan  kontan.co.id , Citilink juga memiliki satu penerbangan reguler rute Denpasar-Kunming, serta lima penerbangan charter rute Manado-Guiyang, Padang-Kunming, Denpasar-Wenzhou, Denpasar-Guiyang dan Solo-Kunming.

Akibatnya, pengusaha melakukan pengiriman melalui transhipment yang mana melalui negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang juga memiliki frekuensi penerbangan langsung lebih banyak. "Perkiraan saya 80% transhipment," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×