kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garap proyek kilang US$ 48 miliar, Pertamina akui tak kuat danai sendiri


Minggu, 28 Juni 2020 / 19:29 WIB
Garap proyek kilang US$ 48 miliar, Pertamina akui tak kuat danai sendiri
ILUSTRASI. Pertamina mengakui tak sanggup sendirian menggarap proyek kilang senilai US$ 48 miliar. Pertamina akan mencari partner.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) yang kini tengah menggarap empat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua Grass Root Refinery (GRR) dengan total investasi mencapai US$ 48 miliar mengakui kesulitan jika harus mendanai sendiri.

CEO Refinery & Petrochemical Subholding (PT Kilang Pertamina Internasional) Ignatius Tallulembang menjelaskan ada sejumlah alasan yang membuat Pertamina harus menggandeng partner dalam pelaksanaan proyek.

"Bisnis kilang dan petrokimia sangat unik dan spesifik serta beresiko tinggi. Ada kemungkinan investasi membengkak, keterlambatan proyek yang berujung kerugian dan insiden seperti ledakan dan sebagainya," ujar Ignatius dalam diskusi virtual, Sabtu (27/6).

Baca Juga: Bangun empat kilang senilai US$ 48 miliar, Pertamina tak kuat mendanai sendirian

Ignatius menambahkan, dari sisi operasional misalnya, pihaknya mengantisipasi tantangan yang mungkin dihadapi misalnya unplanned shutdown, ataupun insiden ledakan yang berpotensi menambah beban biaya.

Atas sejumlah pertimbangan tersebut, Ignatius menekankan diperlukan strategi parnertship dalam pengerjaan kilang minyak.

Tak hanya itu, ia menambahkan, dalam proyek kilang investasi tergolong fleksibel dimana total biaya kilang sekitar US$ 20 miliar per tahun yang meliputi biaya crude dan operasi. Demi mengatasi tantangan tersebut, Pertamina menerapkan multiple funding optimization yakni dengan pencarian mitra strategis dan opsi skema pendanaan baik pinjaman komersil maupun utang.

"Lalu juga ada tantangan untuk menghasilkan produk ramah lingkungan dan bernilai tinggi, untuk itu butuh adopsi teknologi," jelas Ignatius.

Ignatius bilang, jika pendanaan tergolong kecil maka hal itu dimungkinkan untuk dilakukan sendiri oleh Pertamina. Namun untuk prpyek dengan skala investasi jumbo maka akan sulit untuk dilakukan sendirian.

"Dalam konteks pendanaan besar pertamina tdk akan mampu, jadi dicari lewat partnership," kata Ignatius.

Baca Juga: Ada pandemi Covid-19, proyek kilang Pertamina sempat terganggu




TERBARU

[X]
×