kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   6.000   0,40%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Garap Smelter Nikel, Ceria Metalindo Prima Raih Fasilitas Term Loan US$277,69 Juta


Rabu, 06 April 2022 / 22:47 WIB
Garap Smelter Nikel, Ceria Metalindo Prima Raih Fasilitas Term Loan US$277,69 Juta
ILUSTRASI. Nikel


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ceria Metalindo Prima mendapat sumber pendanaan eksternal berupa kredit sindikasi dari Bank Mandiri, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB), dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan & Sulawesi Barat (Bank Sulselbar) untuk membiayai proyek smelter nikelnya.

Acara penandatanganan perjanjian pembiayaan smelter Ceria Metalindo Prima digelar dan disiarkan secara virtual pada Kamis (6/4), sedangkan penandatanganan perjanjian secara notarial telah dilakukan lebih dulu pada 2 Maret 2022 lalu.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Darmawan Junaidi mengatakan, pembiayaan sindikasi yang diperjanjikan adalah sebesar US$ 277,69 juta dalam bentuk fasilitas term loan.

Baca Juga: CNI gandeng Wijaya Karya (WIKA) percepat pembangunan smelter feronikel

“Fasilitas term loan untuk mendukung pembangunan dan operasional pabrik smelter feronikel RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace) line 1 di Lapao-Pao, Kolaka, Sulawesi Tenggara,” ujar Darmawan dalam sambutannya di acara simbolisasi, Rabu (6/4).

Ceria Metalindo Prima memang memiliki agenda untuk membangun sejumlah smelter. Presiden Direktur PT Ceria Metalindo Prima, Derian Sakmiwata mengatakan, Ceria berencana membangun 4 line RKEF sebesar 72 MVA dengan total produksi per tahun sebesar 252.000 feronikel pada kadar 22%.

Agenda lainnya, Ceria Metalindo Prima juga bakal membangun High Pressure Acid Leach (HPAL) dengan total produksi sebesar 103.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kandungan 39% nikel dan 4% kobalt.

Estimasi total kebutuhan investasi untuk proyek-proyek ini diperkirakan mencapai US$ 2,2 miliar. “Tentunya ini semua kita bangun secara bertahap, dimulai dengan apa yang menjadi agenda kita pada hari ini,” tutur Darmawan.

Lebih lanjut, Darmawan juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang telah bantu mencarikan pendanaan bagi Ceria Metalindo Prima via penjajakan minat pasar alias market sounding.

“Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas dukungan Kementerian ESDM dan (Direktorat Jenderal) Minerba yang tiada henti-hentinya membimbing kami mulai sejak kami mendapatkan IUP (Izin Usaha Pertambangan) ini, termasuk mempromosikan kami melalui program-program market sounding ke investor asing maupun perbankan lokal,” tutur Darmawan.

Turut hadir dalam acara simbolisasi, Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, Kementerian ESDM memiliki visi untuk bisa mendorong dan mempercepat hilirisasi. Untuk itu, Kementerian ESDM melakukan sejumlah inisiatif untuk membantu proyek-proyek smelter yang mengalami kendala.

Menurut catatan Arifin, jumlah proyek smelter yang ‘mandek’ atau menunjukkan kemajuan yang kurang menggembirakan sempat mencapai 57 proyek pada beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Freeport Indonesia Targetkan Pembangunan Smelter Manyar Capai 50% di Akhir 2022

Hanya saja, melalui inisiatif yang dilakukan, Kementerian ESDM berupaya bantu mengatasi kendala yang dialami para pemilik proyek smelter, termasuk dengan cara bantu menjembatani pemilik proyek dengan pihak perbankan.

“Jadi saya bertemu dengan Pak Dirut Mandiri dan juga dengan Ibu Wadirut, memperkenalkan beberapa proyek yang mandek, kemudian saya minta tolong agar proyek-proyek itu coba dilihat supaya dibantu,” tutur Arifin.

Lewat inisiatif yang dilakukan Kementerian ESDM, Arifin mengklaim bahwa jumlah proyek smelter yang mandek kini telah berkurang dari semula 57 smelter menjadi 12 smelter. Secara terperinci, kedua belas proyek smelter tersebut terdiri atas 8 smelter nikel, 3 smelter bauksit dan 1 smelter mangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×