kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garda: Tarif Grab untuk pengemudi lebih rendah ketimbang Go-Jek


Jumat, 07 Desember 2018 / 16:11 WIB
Garda: Tarif Grab untuk pengemudi lebih rendah ketimbang Go-Jek
ILUSTRASI. Pengendara sepeda motor mitra Grab


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan komparasi yang dilakukan Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) di lapangan, tarif per kilometer yang diterima mitra pengemudi Grab Bike lebih rendah daripada Go-Jek.

Tarif Grab Bike yang diterima pengemudi sebesar Rp 1.200 per kilometer untuk perjalanan jarak dekat, sedangkan tarif Go-Jek Rp 1.600.

"Memang tarif Go-Jek untuk mitra pengemudi masih lebih tinggi ketimbang tarif Grab sejak dulu. Bahkan, sampai akhirnya Go-Jek ikut menurunkan tarif jadi Rp 1.600 per kilometer (tetap masih lebih tinggi)," kata Presidium Garda Igun Wicaksana kepada media, Kamis (6/12).

Igun menilai penyesuaian tarif untuk mitra pengemudi yang dilakukan Go-Jek, jelas dipicu tarif Grab yang sudah lebih dahulu terlampau rendah.

"Karena Go-Jek kalah harga dari Grab, pasti mereka akan ikut menurunkan tarif. Akhirnya benar terjadi. Kami menyayangkan adanya perang tarif ini," ujarnya.

Penetapan tarif bagi pengemudi yang terlampau rendah, lanjut Igun, adalah bukti Grab tidak memperhatikan aspek kemanusiaan mitranya.

Tarif yang sangat rendah membuat pengemudi dipaksa bekerja lebih keras, sehingga akhirnya berpengaruh pada sisi keamanan dan pelayanan.

Akibat dari terlampau keras bekerja demi mengejar insentif yang layak, pengemudi bisa kelelahan dan memicu kecelakaan di jalan.

"Ini yang tidak pernah dipikirkan oleh Grab, bahwa tarif sangat murah itu justru berpengaruh pada keamanan," ucap Igun.

Persoalan tarif yang terlalu rendah ini pun memicu fenomena perpindahan pengemudi Grab ke Go-Jek.

Mereka memutuskan migrasi karena merasa tidak ada perhatian dari manajemen Grab terhadap nasib mitranya.

Faktor ekonomi dan jaminan kesejahteraan memang menjadi alasan utama adanya migrasi tersebut.

"Itu tindakan yang sangat rasional dari para pengemudi. Ketika merasa tidak ada jaminan kesejahteraan, tentu mereka melihat opsi lain," ujar Igun.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×