kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda Food ingin kinerja naik 15%


Senin, 03 November 2014 / 07:00 WIB
Garuda Food ingin kinerja naik 15%


Reporter: Namira Daufina | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. PT Garuda Food Beverage Jaya ingin memperbesar porsi kontribusi pendapatan ekspor yang saat ini sebesar 10%. Perusahaan yang menginduk pada PT Tudung Putra Putri Jaya (Tudung Group) itu akan menambah pabrik di luar negeri.

Ada tiga pilihan negara yang di incar, yakni Filipina, Vietnam dan Thailand. Alasan Garuda Food mempertimbangkan tiga negara itu karena karakteristik pasar yang sama dengan Indonesia. Namun, kelak produsen Kacang Garuda itu hanya akan memilih satu dari tiga negara itu sebagai lokasi pabrik.

Kalau tak meleset, tahun depan penjajakan serius perusahaan itu sudah membuahkan hasil. "Kami sedang mencari mitra dan menunggu kesempatan itu datang," ujar Dian Andriani, Head of Corporate Communication Garuda Food, tanpa mau menyebutkan proyeksi biaya investasi pembangunan pabrik, pekan lalu.

Jika rencana itu terealisasi, portofolio perusahaan itu menggandeng perusahaan asing, bertambah. Paling tidak sebelumnya, Garuda Food tercatat telah melakukan tiga aksi korporasi sejenis.

Pertama, mengakuisisi Fuhua Jinjiang Yonghe, perusahaan yang memproduksi makanan di China pada tahun 2008. Pada 2009, perusahaan itu lantas mendirikan Xiamen GarudaFood Co. Ltd yang fokus menggarap pasar industri makanan Negeri Panda tersebut.

Kedua, menggandeng perusahaan asal Jepang, Suntory Beverage & Food Ltd pada tahun 2011 untuk membentuk perusahaan patungan bernama PT Suntory Garuda Beverage. Garuda Food mendapuk perusahaan itu sebagai jangkar yang menaungi lini bisnis beverage alias minuman.

Berdasarkan catatan KONTAN, di perusahaan patungan itu Suntory mengempit 51% saham dan Garuda Food 49%. Suntory juga membeli sekitar 34% saham PT Sinar Niaga Sejahtera, perusahaan distribusi milik Garuda Food. Total, Suntory mengucurkan investasi sekitar US$ 120 juta. 

Ketiga, perusahaan milik taipan Sudhamek AWS ini bekerjasama dengan Polyflex India, membikin perusahaan patungan berbendera Garuda Polyflex Foods Private Limited pada 2012. 

Perusahaan patungan itu memproduksi biskuit Chocolatos khusus bagi pasar di negara yang terkenal dengan film Bolywood itu, yakni Gone Mad. "Produk biskuit ini menjadi andalan kami di India," terang Dian.

Antisipasi bahan baku

Namun, Garuda Food sebatas menuturkan niatan memperbesar porsi ekspor 10% saat ini. Perusahaan itu masih enggan memberikan perinci an detail target porsi ekspor ke depan dan berapa besar nilai penjualannya.

Demikian pula ketika perusahaan itu bilang ingin mengejar target pertumbuhan penjualan 15% tahun depan. Target pertumbuhan itu sedikit di atas rata-rata pertumbuhan industri makanan dan minuman per tahun yakni 9%-12%. Komposisi pendapatan incaran nya, adalah makanan ringan alais snack 35%, biskuit 35% dan minuman 30%. 

Untuk mengejar target, Garuda Food akan meluncurkan produk anyar di berbagai segmen pasar. Selain itu, perusahaan itu juga berupaya senantiasa mengantisipasi kendala fluktuasi harga bahan baku. "Kami menerapkan cost innovation, yakni integrasi vertikal antara produk buatan sendiri maupun produk pasokan mitra," kata Sudhamek Komisaris Garuda Food. 

Asal tahu saja, Garuda Food mendapat dukungan 30 pabrik baik milik sendiri maupun milik mitra usaha. Produksi dengan cara menggandeng mitra itu memudahkan perusahaan itu mendistribusikan produk ke berbagai daerah hinga ke luar Jawa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×