Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada tahun ini diprediksi tak bisa terbang tinggi lagi. Emiten penerbangan pelat merah ini pun ditaksir kembali menderita rugi, seiring dengan pandemi covid-19 yang masih belum tuntas.
Pada tahun lalu, kinerja keuangan GIAA terperosok sangat dalam. Hingga kuartal ketiga 2020, pendapatan GIAA ambles 67,85% menjadi US$ 1,14 miliar, dari sebelumnya US$ 3,54 miliar pada kuartal ketiga 2019.
GIAA pun membukukan rugi bersih US$ 1,07 miliar. Kondisi ini berbalik dari kuartal ketiga tahun sebelumnya yang masih mendulang laba bersih US$ 122,42 juta.
Hingga kini GIAA belum menerbitkan laporan keuangan hingga tutup tahun 2020. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pun enggan banyak berkomentar mengenai kinerja GIAA pada tahun lalu maupun proyeksi untuk tahun ini.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) tawarkan pensiun dini ke karyawan, ini beban berat GIAA
Yang pasti, Irfan menyampaikan bahwa laporan keuangan untuk tahun buku 2020 akan segera terbit. Sementara saat ini, manajemen GIAA sedang fokus untuk menuntaskan program pensiun dini karyawan.
"Sudah final, bentar lagi ya. No further comment. Kami dan tim fokus menyelesaikan soal pensiun dini dulu," kata Irfan kepada Kontan.co.id, Minggu (23/5).
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) luncurkan promo dengan diskon harga tiket 25%
Dihubungi terpisah, pengamat penerbangan Alvin Lie mengaku tidak heran jika kinerja keuangan GIAA sampai akhir 2020 ada dalam kondisi yang berdarah-darah. Sebab, anjloknya kinerja keuangan juga dirasakan oleh perusahaan penerbangan lainnya, terutama yang mengandalkan rute-rute internasional.
Di tengah pandemi yang masih membayangi, Alvin memprediksi kerugian dalam jumlah besar masih akan terus berlanjut. Bahkan, tanda-tanda perbaikan untuk bisa membalikan kinerja dari rugi menjadi laba belum terlihat hingga tahun 2022. Dalam kondisi ini, efisiensi menjadi kunci.
"Kuncinya adalah survival, bagaimana bisa bertahan hidup. Untuk menutup kerugiannya, masih belum kelihatan bagaimana. Yang paling memungkinkan adalah meminimalkan keurgian pada tahun berjalan. Ini yang sekarang dilakukan oleh Garuda. Efisiensi dimana-mana," terang Alvin.
Baca Juga: Asosiasi Pilot Garuda minta pemerintah turun tangan atasi persoalan Garuda (GIAA)