Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tengah menghadapi tantangan serius dalam mengoptimalkan kapasitas produksi armadanya, seiring dengan krisis global rantai pasok suku cadang pesawat yang juga berdampak pada industri penerbangan nasional.
Direktur Teknik Garuda Indonesia, Rahmat Hanafi, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 15 armada terdiri dari 1 pesawat Garuda Indonesia dan 14 pesawat Citilink yang tengah menunggu percepatan jadwal perawatan rutin berupa proses heavy maintenance.
Proses ini mencakup penggantian suku cadang penting dan direncanakan akan diselesaikan secara bertahap sepanjang tahun 2025.
"Proses heavy maintenance ini sangat penting untuk memastikan standar keselamatan dan kelaikan terbang armada tetap terjaga," ujar Rahmat dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Selasa (5/5).
Baca Juga: Garuda Indonesia Catat Ketepatan Waktu 87,28% Selama Peak Season Lebaran 2025
Kondisi ini memperkuat laporan Bloomberg yang menyebutkan bahwa Garuda Indonesia menghentikan sementara operasional sejumlah pesawatnya karena kesulitan membayar biaya perawatan. Sejumlah pemasok pun dikabarkan mulai meminta pembayaran di muka untuk suku cadang dan jasa teknis karena kekhawatiran atas kondisi keuangan maskapai.
Rahmat menambahkan bahwa keterlambatan pasokan suku cadang menjadi tantangan utama yang tidak hanya dialami Garuda, tetapi juga oleh hampir seluruh pelaku industri penerbangan global. Hal ini berdampak langsung pada lamanya proses perawatan dan kembalinya armada ke jalur operasional.
Namun demikian, Garuda Indonesia tetap optimis menghadapi tantangan ini. Sejak akhir 2024, perusahaan telah menambah empat armada narrow body Boeing 737-800NG sebagai bagian dari strategi pemulihan pasca pandemi. Dua pesawat pertama (PK-GUF dan PK-GUG) telah tiba, sementara dua lainnya (PK-GUH dan PK-GUI) mulai beroperasi pada kuartal II 2025.
"Optimalisasi armada akan terus diselaraskan dengan pertumbuhan permintaan pasar, terutama seiring peningkatan sektor pariwisata nasional," tegas Rahmat.
Garuda Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus bertransformasi menjadi maskapai yang agile dan berdaya saing tinggi, dengan menghadirkan layanan udara yang aman, andal, dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Selanjutnya: Produksi Bijih Timah Anjlok 40%, TINS Siapkan Rp 40 Miliar untuk Eksplorasi Tambang
Menarik Dibaca: Waspadai Ancaman Siber! Begini Cara Aman Bertransaksi dengan Perbankan Digital 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News