kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda Indonesia menargetkan profit tahun depan bisa Rp 1 triliun


Selasa, 11 Desember 2018 / 20:06 WIB
Garuda Indonesia menargetkan profit tahun depan bisa Rp 1 triliun
ILUSTRASI. Layanan Garuda Indonesia Vintage Flight Experience


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk mengincar laba di tahun depan. Hal ini lewat beberapa aksi korporasi yang diharapkan membantu perusahaan penerbangan pelat merah ini kian efisien.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara masih optimistis kinerja tahun depan naik meski harga minyak diprediksi belum turun dan kurs nilai tukar Rupiah belum membaik.

"Saya sudah kasih tau ke internal bahwa ditargetkan profit after tax Garuda Indonesia bisa mencapai Rp 1 triliun," kata Ari, saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Selasa (11/12).

Menurutnya akan ada sekitar lima perusahaan baru yang dibangun untuk menunjang pendapatan emiten berkode saham GIAA. Misalnya, anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) yang akan membangun pabrik vulkanisir ban pesawat tahun depan.

Rencananya Garuda akan bekerjasama dengan pabrikan Dunlop dan China Comunication Construction Company (CCCC). "Kami juga akan buka jasa maintenance repair, perusahaan procurement karena sekarang sudah tersentralisasi procurment Sriwijaya dan Garuda Group," tambahnya.

Selain itu perusahaan juga akan membuat satu perusahaan baru yang akan menampung tenaga kerja outsourcing yang dimiliki oleh maskapai Garuda. Saat ini ada 45.000 tenaga kerja outsourcing yang berada dalam naungan maskapai Garuda. "Kami naikan status mereka jadi karyawan tetap," tambahnya.

Catatan saja, PT Garuda Indonesia Tbk membukukan kerugian bersih sebesar US$ 114,08 juta pada periode Januari-September 2018. Kerugian tersebut turun sebesar 48,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 222,04 juta.

Selain itu GIAA akan menambah investasi yang berujung efisiensi. Misalnya ada aplikasi bernama cost index yang ditanamkan dalam pesawat. GIAA mengeluarkan dana US$ 1 juta dollar untuk aplikasi tersebut. "Aplikasi itu untuk menghitung jumlah bahan bakar yang digunakan dalam pesawat. Dengan aplikasi ini kita bisa setahun hemat US$ 4 juta dollar," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×