Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - TANGERANG. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI), optimis mengalami perbaikan kinerja di tahun ini. Pada tahun ini juga perseroan menargetkan pendapatan dapat tumbuh sekitar 5% dengan pertumbuhan laba bersih sekitar 10%.
Direktur Utama GMFI Tazar Marta Kurniawan mengungkapkan, target kenaikan pendapatan di tahun ini akan diikuti langkah efisiensi seperti mengoptimalkan kapabilitas yang dimiliki dan juga memaksimalkan penggunaan Part Manufacturing Approval (PMA).
Baca Juga: Ini fokus pembenahan jajaran direksi Garuda Indonesia (GIAA) yang baru
Perseroan meyakini tahun ini akan kembali membukukan pertumbuhan pendapatan, seiring dengan ekspektasi peningkatan aktivitas penerbangan untuk group serta terus tumbuhnya perolehan pendapatan dari perawatan pesawat Non-Group.
Tazar juga mengatakan, posisi GMFI sebagai pemain utama dalam jasa MRO (Maintenance, Repair & Overhaul) di Asia maupun Global menjadi modal yang kuat untuk terus tumbuh.
“Customer kami dari non-group terus meningkat, terkhusus maskapai penerbangan internasional, ini yang akan menjadi fokus kami ke depan”, ungkap Tazar pada acara Public Expose GMFI di Tangerang (28/1).
Melalui efisiensi yang sejalan dengan ekspansi bisnis, GMFI optimis dapat kembali memperkuat kiprahnya.
Baca Juga: Bagaimana nasib puluhan anak-cucu usaha Garuda di bawah komando Dirut baru?
“Tahun ini kami optimis akan ada peningkatan untuk pendapatan dari Group seiring dengan rencana penambahan armada di tahun ini. Dari non Group, tahun ini kami menargetkan pekerjaan redelivery meningkat menjadi 35 proyek dari sebelumnya 14 proyek di tahun 2019” ungkap Tazar.
Pada tahun ini, perseroan juga akan menganggarkan belanja modal sebesar US$ 50 juta yang sebagian besarnya dialokasikan untuk ekspansi bisnis baik secara organik dan non-organik.
"Dalam waktu dekat, perseroan juga akan menambah kapasitas operasional dengan menargetkan pengoptimalan hangar di Denpasar, Surabaya, dan Pondok Cabe," ujar Tazar.
Penambahan ini untuk mengakomodasi kenaikan order di tahun ini mengingat kondisi utilitas hangar saat ini yang telah mencapai 100%.
Baca Juga: Disorot Erick Thohir, Garuda hentikan pembentukan anak cucu usaha
Di tahun 2019 GMF berhasil menduduki posisi Top 9 Global Airframe MRO yang dianugerahi oleh Aviation Week dengan survey terhadap jam kerja, dimana GMF berhasil mencapai angka 3.2 juta manhour sold. Penghargaan tersebut semakin mengukuhkan posisi GMFI sebagai pemain global di industri MRO dunia.
Pada tahun yang sama, kinerja perseroan mendapat tantangan dari turunnya jam terbang pesawat domestik, termasuk yang dialami group sendiri, Garuda dan Citilink.
Faktor financial charge juga menjadi salah satunya, dimana tantangan yang dihadapi maskapai di seluruh penjuru dunia saat ini berujung pada customer yang mengalami kesulitan bayar, yang mana hal tersebut juga berdampak bagi operasional GMFI.
Selain itu, peningkatan proporsi bisnis engine yang bersifat material intensive dan technology intensive juga berkontribusi terhadap kenaikan beban material dan subcontract.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News