kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda tidak layani reservasi hingga 24 November 2010


Senin, 22 November 2010 / 19:36 WIB
Garuda tidak layani reservasi hingga 24 November 2010
Askolani, Dirjen Anggaran Kemenkeu


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. untuk mencegah efek domino dari kekisruhan sistem TI anyar yang diterapkan oleh PT Garuda Indonesia (Persero), BUMN pelat merah ini tidak akan melayani reservasi hingga 24 November 2010 ke semua destinasi. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Niaga PT Garuda Indonesia Agus Priyanto, Senin (22/11).

Bagi penumpang yang sudah melakukan reservasi, Garuda akan tetap menerbangkan dengan armada berbadan besar seperti Airbus 330 dan Boeing 737-800. "Karena besok masih ada 13 penerbangan yang dibatalkan, Garuda telah menginformasikan kepada penumpang untuk tidak hadir di bandara agar tidak terjadi penumpukan," kata Agus di Jakarta, Senin (22/11).

Hingga saat ini, Garuda masih terus melakukan investigasi atas penyebab kerusakan. Seperti diketahui, selama ini Garuda menerapkan sistem untuk memonitor pergerakan pesawat, pergerakan awak kabin, dan sistem utk memonitor jadwal penerbangan secara sendiri-sendiri. Dalam kaitan dengan upaya peningkatan sistem operasional penerbangan, Garuda menerapkan sistem baru "Integrated Operational Control System" yang mengintegrasikan sistem yang tadinya berdiri sendiri-sendiri tersebut.

Sistem tersebut merupakan salah satu syarat Garuda untuk bisa masuk ke SkyTeam Global Airline Alliance yang penandatangannya akan dilakukan 23 November besok di Jakarta.

SkyTeam adalah aliansi kerjasama penerbangan interliner antar maskapai anggotanya untuk saling menerbangkan penumpang sampai ke seluruh tujuan yang dilayani maskapai aliansi. Aliansi ini beranggotakan 13 maskapai yaitu Aeroflot, Aeromexico, Air Europa, Air France, Alitalia, China Southern, Czech Airlines, Delta Airlines, Kenya Airways, KLM, Korean Air, TAROM, dan Vietnam Airlines. Sementara dua maskapai yang sedang dalam proses untuk bergabung dengan aliansi adalah China Eastern, dan China Airlines.

Walaupun telah disiapkan dengan baik dan juga telah disimulasikan, namun mengingat sistem yang baru tersebut akan mengelola kegiatan penerbangan GA yang melibatkan 81 pesawat, 580 penerbang, 2.000 awak kabin, dan penerbangan yang mencapai 2.000 setiap minggunya, maka dalam proses migrasi/transisi dari sistem lama ke sistem yang baru, masih juga terjadi ketidaksinkronan data/informasi khususnya menyangkut jadwal tugas para awak kabin. Akibatnya, sejumlah sistem TI baru tersebut mengalami kegagalan pada 19 November 2010 selama 3 jam, sehingga data-data mengenai jadwal kru yang bertugas hilang. Selain itu, keberangkatan yang terlambat dan batalnya penerbangan sejak kemarin.

Direktur Teknologi Informasi dan Strategis Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan membeberkan, pihaknya telah mulai melakukan pendataan kembali jadwal pilot maupun awak kabin dengan cara manual, yaitu melalui sambungan telepon. "Langkah ini telah 80% kami lakukan. Kami melakukan pengecekan jam terbang mereka, seperti data-data kru terkait dengan jam kerja mereka, validitas perizinan, dan hari libur," tegas Elisa.

Menurut hitungan pihak Garuda, update sistem ini akan dilakukan hingga 25 November 2010 mendatang.

Potential lost Rp 240 juta

Garuda terus berhitung soal dampak penundaan penerbangan maupun pembatalan penerbangan ke sejumlah rute. Hari ini, dari 102 penerbangan dari Jakarta, Garuda membatalkan 3 destinasi; diantaranya ke Jogja dan Palembang. Bahkan, Garuda menggabungkan dua penerbangan untuk satu destinasi yang sama, yaitu untuk penerbangan menuju Medan dan Balikpapan. Khusus untuk penerbangan ke Balikpapan, Garuda menggunakan armada milik Citilink.

Selain menghitung jumlah penerbangan dan armada yang dibutuhkan untuk mengangkut penumpang, Garuda juga menghitung potential lost yang harus mereka bukukan dari kegagalan sistem IT anyar ini. "Dari kemarin, sebanyak 737 penumpang telah mendapat kompensasi berupa penginapan di hotel," kataDirektur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar.

Dari jumlah penumpang tersebut, setiap penumpang menginap di hotel dengan biaya Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per kamar selama semalam, maka Garuda sudah mengeduk brankasnya sebesar Rp 240 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×