kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Geliat Industri Logistik, Salah Satunya untuk Logistik Industri Halal


Jumat, 03 Februari 2023 / 09:43 WIB
Geliat Industri Logistik, Salah Satunya untuk Logistik Industri Halal
ILUSTRASI. Armada kendaraan angkutan logistik?PT Jasa Berdikari Logistics Tbk (LAJU).


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memproyeksikan pertumbuhan industri logistik tahun ini di kisaran 5%-8%. Proyeksi pertumbuhan industri logistik ini mengacu pada proyeksi sejumlah lembaga terkait dengan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang berkisar antara 4,7% sampai 5,3%.

Mahendra Rianto, Ketua Umum ALI menjelaskan, realisasi pertumbuhan industri logistik itu tergantung pertumbuhan ekonomi makro dan sektoral bisnis yang terkait sektor logistik. "Kami pelaku industri logistik harus inovasi karena belum semua peluang belum tergarap, khususnya digitalisasi ekonomi dan juga pertumbuhan dari UMKM," kata Mahendra di Jakarta, Rabu (1/2).

Jika merujuk proyeksi dari sejumlah lembaga riset, proyeksi pertumbuhan industri logistik tahun 2023 diproyeksikan sekitar 7,9%. Begitu juga dengan proyeksi pertumbuhan industri sektoral dari Kadin yang berkisar antara 1% sampai dengan 7,8%. Mahendra bilang, peluang lainnya yang bisa mereka ambil adalah peluang dari global value chain.

Baca Juga: Satria Antaran (SAPX) Targetkan Kenaikan Volume Pengiriman 20% pada 2023

Namun demikian, Mahendra bilang, Indonesia belum sepenuhnya lepas dari pengaruh ekonomi global. Untuk itu, Mahendra meminta pelaku industri tidak membiarkan adanya ketergantungan ke pasar internasional. Sebab, jika pasar internasional melorot, otomatis industri di dalam negeri ikut terkena pukulannya.

Salah satu jalan yang perlu dilakukan adalah, mengembangkan industri dengan value added tinggi di dalam negeri. kemudian mengupayakan biaya logistik yang efisien dengan mengurangi pungutan di bidang logistik, baik yang resmi maupun ilegal. "Kemudian simplifikasi regulasi, agar sektor logistik ini bisa efisien dan biayanya semakin murah," harap Mahendra.

Salah satu bentuk pengembangan dari value added industri di dalam negeri itu adalah pengolahan nikel. Mahendra bilang, dampak dari keputusan pemerintah melakukan hilirisasi itu juga berdampak pada sektor logistik. "Sebaiknya jangan hanya nikel, harus ada hilirisasi sektor industri lainnya," terang Mahendra.

Baca Juga: Perusahaan Patungan ASII dan Toyota Luncurkan Layanan Mobilitas dan Logistik

Hal lain yang menjadi perhatian dari ALI adalah, upaya untuk menurunkan biaya logistik. Sebab, 40% biaya logistik di Indonesia berasal dari pembelian bahan bakar khususnya solar. Jika kendaraan pengangkut logistik ini bisa konversi ke listrik, Mahendra berharap biaya logistik bisa ditekan.

Namun demikian, Mahendra meminta upaya konversi ke kendaraan listrik itu bukan dengan cara membeli truk listriknya. Melainkan konversi mesin diesel ke motor listrik. Dengan cara ini, sasis dan badan truk masih bisa digunakan. "Cuma skema subsidi untuk truk yang melakukan konversi ke kendaraan listrik itu belum jelas," kata Mahendra.

Sebagai sektor yang menggerakkan ekonomi, industri logistik membutuhkan dukungan kebijakan. Jika industri logistik bisa menekan biaya logistik, maka daya saing produk dalam negeri bisa lebih kompetitif. Setali tiga uang, indeks logistik Indonesia akan turun sehingga investor akan segera menanamkan investasi di Indonesia.

Nofrisel, Ketua Dewan Pakar ALI menambahkan, sektor industri logistik yang kini belum tergarap di Indonesia adalah logistik halal. Peluang untuk mengembangkan layanan logistik halal  itu juga akan mendukung kehadiran Kawasan industri halal yang sudah dibikin pemerintah di Serang, Sidoarjo dan juga Bintan. “Logistik halal ini bisnis yang besar, dan bisnis ini sudah duluan dikembangkan di negara lain termasuk negara non muslim seperti Jepang,” kata Nofrisel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×