Reporter: Leni Wandira | Editor: Putri Werdiningsih
JAKARTA – PT Acset Indonusa Tbk (ACST) optimis menghadapi prospek bisnis konstruksi di tahun mendatang. Manajemen cukup optimis berbagai proyek infrastruktur yang telah dimulai akan terus berlanjut.
“Kami cukup optimis bahwa proyek-proyek infrastruktur dan fasilitas medis akan berkembang pesat di masa depan, sementara industri data center, baik di tingkat nasional maupun global, juga menunjukkan perkembangan yang menjanjikan,” Direktur ACST David Widjaja dalam paparan publik, Kamis (30/10).
Namun, di tengah prospek cerah ini, ACST menghadapi tantangan berupa kenaikan harga bahan baku dan tingginya persaingan di antara perusahaan konstruksi di Indonesia.
Situasi ini mendorong perlunya strategi inovatif untuk memenangkan pasar yang semakin kompetitif serta memanfaatkan peluang-peluang di bidang kesehatan, pusat data, dan fasilitas energi terbarukan. ACST menyadari bahwa sektor-sektor ini memerlukan kompetensi khusus serta regulasi yang ketat agar dapat dikerjakan secara efektif.
Baca Juga: Acset Indonusa Catatkan Kerugian Hingga 89,16% di Kuartal III/2024, Ini Penyebabnya
Selain itu, David mengungkapkan bahwa hingga kuartal III-2024, perolehan kontrak baru ACST mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama di segmen infrastruktur. Namun, di sisi lain, segmen struktur mencatat peningkatan kontrak, didorong oleh permintaan data center yang cukup tinggi.
"Kami tengah fokus mengikuti tender proyek data center yang saat ini memiliki permintaan yang cukup besar," tambah David.
Dari sisi kinerja finansial, ACST mencatat peningkatan pendapatan sebesar 34% pada kuartal III/2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan ini terutama berasal dari proyek-proyek infrastruktur, seperti data center, serta proyek infrastruktur, termasuk pelebaran jalan tol Cipali, pembangunan tol Jakarta-Cikampek Selatan, pembangunan tol Probolinggo-Banyuwangi, dan pelebaran tol Serang Barat-Silabong Timur.
Baca Juga: Acset Indonusa (ACST) Catat Rugi Rp 135,98 Miliar di Semester I-2024
Namun, meskipun pendapatan meningkat, perusahaan mencatat peningkatan rugi kotor sebesar Rp72 miliar dan rugi bersih sebesar Rp135 miliar akibat naiknya biaya produksi dan biaya keuangan.
Untuk menghadapi tantangan ini, ACST berkomitmen menerapkan berbagai langkah efisiensi, termasuk inovasi dalam hal keselamatan, kualitas, teknologi, dan peningkatan kompetensi tim guna menjaga kualitas terbaik bagi para klien.
“Dengan langkah-langkah efisiensi dan inovasi ini, kami optimis dapat memanfaatkan peluang di sektor-sektor strategis dan menjaga kelangsungan bisnis yang berkelanjutan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News