kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Genjot jadi tiga besar di BRIC, Volvo sudah benamkan US$ 100 juta


Rabu, 24 November 2010 / 10:55 WIB
Genjot jadi tiga besar di BRIC, Volvo sudah benamkan US$ 100 juta
ILUSTRASI. Kebutuhan batubara PLTU Suralaya


Reporter: Gloria Haraito |

SHANGHAI, CHINA. Pasar Brasil, Rusia, India, dan China (BRIC) selalu menggugah Volvo Construction Equipment SA (Volvo CE). Hingga kini, Volvo CE tercatat sudah menggelontorkan investasi lebih dari US$ 100 juta di BRIC. Olof Persson, Presiden Direktur Volvo CE mengatakan, investasi ini bertujuan menjadikan Volvo tiga besar di BRIC.

Investasi ini menurutnya tersebar di beberapa negara. Di China, Volvo CE sudah menginvestasikan US$ 30 juta untuk pembangunan Volvo Technology Center di Jinan. Selain itu, Volvo CE juga menginvestasikan US$ 50 juta untuk penambahan fasilitas produksi Shandong Lingong Construction Machinery Co Ltd di Linyi. Lingong merupakan pemimpin pasar alat berat di China yang 70% sahamnya diakuisisi Volvo tahun 2006.

Olof menerangkan, investasi di Lingong bertujuan memproduksi empat model alat berat merek SDLG. Keempat model itu antara lain 13T, 21T, 24T, dan 29T. “Pabrik baru ini diperkirakan akan beroperasi 2012,” kata Olof di sela acara pameran Bauma China, Shanghai, Selasa (23/11).

Sejak 2003 hingga kini, Volvo juga tercatat sudah menginvestasikan US$ 37 juta untuk pabrik di Shanghai. Sementara di India, Volvo telah menginvestasikan US$ 20 jualta untuk memproduksi excavator. Volvo juga telah melakukan kesepakatan dengan mitra dalam membuka jalur distribusi ke Rusia. Kerja sama ini menelan dana US$ 100 juta. Tak lupa setiap tahun Volvo memperkuat pangsa pasar di Brasil.

Pasar Asia yang menggiurkan juga mendorong Volvo melakukan investasi US$ 20 juta untuk pembuatan pabrik di Changwon Korea Selatan tahun ini. “Tahun 2010 bisnis kami di Asia tumbuh dua kali lipat,” lanjut Olof. Menurutnya, pasar Asia berbeda dari pasar Eropa dan Amerika Utara. Pasar Asia merupakan sasaran empuk bagi produk kompetitif. Di saat bersamaan, permintaan alat berat premium juga terus meningkat. Itu sebabnya Volvo memperkuat dua mereknya, yakni merek Volvo untuk memenuhi pasar premium dan merek SDLG untuk memenuhi pasar massal.

Strategi Volvo menaruh perhatian khusus di BRIC masuk akal. Di Amerika Utara, pertumbuhan penjualan Volvo hanya mencapai 5%-10%. Lalu di Eropa pertumbuhan Volvo sekitar 10%. Sementara di Asia, pertumbuhan Volvo mencapai 50%.

Sepanjang Januari-September tahun ini, penjualan Volvo mencapai SEK 39,1 miliar atau tumbuh 31% dari periode sama tahun lalu. Khusus di kuartal III-2010, penjualan Volvo mencapai SEK 12,7 miliar atau tumbuh 54,8% dari kuartal III-2009 yang sebesar 8,2 miliar.

Fokus pasar Volvo yang bergeser ke BRIC juga tercermin dalam pangsa pasar. Tahun 2008, pangsa pasar Volvo di Amerika Utara mencapai 15%, Eropa 27%, Rusia 4%, dan pasar internasional lainnya 15%. Hingga kuartal III-2010 pangsa pasar Amerika Utara turun menjadi 4%, Eropa 13%, Rusia 2%, dan pasar internasional lainnya 8%. Di sisi lain, tahun 2008 pangsa pasar Volvo di Brasil mencapai 2%, India 2%, China 30%, dan Asia lainnya 6%. Adapun kuartal III-2010 pangsa pasar Volvo di Brasil meningkat menjadi 5%, India 2%, China 58%, dan Asia lainnya 8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×