kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.365   5,00   0,03%
  • IDX 7.171   16,08   0,22%
  • KOMPAS100 1.060   2,49   0,24%
  • LQ45 834   1,35   0,16%
  • ISSI 214   0,05   0,02%
  • IDX30 430   1,01   0,24%
  • IDXHIDIV20 510   -1,34   -0,26%
  • IDX80 121   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,74   -0,59%
  • IDXQ30 141   -0,35   -0,25%

Genjot Kembali Industrialisasi di Indonesia, Membutuhkan Banyak Peran Insinyur


Senin, 20 Januari 2025 / 22:39 WIB
Genjot Kembali Industrialisasi di Indonesia, Membutuhkan Banyak Peran Insinyur
ILUSTRASI. Putra Presiden ke-3 BJ Habibie Ilham Akbar Habibie menyampaikan kata sambutan pada peluncuran Wisma Habibie dan Ainun di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta, Kamis (16/1/2025). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak tahun 2014, rata-rata nilai tambah manufaktur sekitar 39,12%. Menurun dari periode-periode sebelumnya yang
memiliki nilai rata-rata 41,64%. Kondisi tersebut memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini kurang maksimal, di kisaran 5%.

Padahal ke depan, Presiden Prabowo Subianto memasang target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%. Agar dapat mengejar target pertumbuhan tersebut, perlu upaya serius untuk kembali melakukan industrialisasi (re-industrialisasi) di Indonesia.

“Untuk melakukan re-industrialisasi, butuh  sangat banyak peran insinyur. Persatuan Insinyur Indonesia (PII) akan terus berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pihak, berperan aktif mendukung berbagai upaya menumbuhkan industri di tanah air,” papar Ilham Akbar Habibie, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia 2024-2027, dalam keterangannya, Senin (20/1). 

Baca Juga: Peran Jasa Rancang Bangun Industri (EPC) Sebagai Penggerak bagi Kemajuan Industri

Salah satu modal penting dalam re-industrialisasi adalah para insinyur profesional. Negara-negara yang berhasil melakukan industrialisasi memiliki jumlah insinyur yang cukup signikan. Misalnya saja Vietnam yang memiliki 9.000 orang insinyur per satu juta penduduk, bahkan Korea Selatan memiliki 25.000 insinyur per satu juta penduduk.

Sementara jumlah insinyur di Indonesia saat ini hanya sekira 2.670 orang per satu juta penduduk. Kondisi ini yang juga menjadi perhatian PII. “Kami berharap PII dapat mendukung pemerintah dalam upaya- upaya peningkatan jumlah insinyur Indonesia. Tidak hanya jumlah, tetapi juga peningkatan kualitasnya,” tambah Ilham.

Kepengurusan PII di bawah kepemimpinan Ilham melibatkan para insinyur dari berbagai generasi. “Kami berharap, kolaborasi antara para insinyur
berpengalaman tinggi dan para insinyur muda dengan energi besar dalam kepengurusan ini dapat membuat PII bergerak dinamis, tentu juga bersama-sama dengan pengurus PII di daerah,” jelas Ilham.

Selanjutnya: Wacana Relokasi Pabrik China ke Indonesia, Ini Kata Himpunan Kawasan Industri (HKI)

Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Mana? Ini Ramalan Cuaca Besok (21/1) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×