Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengelola department store Ramayana, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) belum memiliki rencana untuk menambah gerai baru. Meski demikian, bukan berarti perseroan tak berupaya menggenjot pendapatan tahun ini.
Jane Melinda Tumewu, Vice President Director Ramayana Lestari Sentosa mengatakan, RALS akan menyiapkan beberapa strategi, salah satunya memaksimalkan ruang komersial gerai dengan cara merestrukturisasi gerai.
Kemudian RALS juga akan mempertahankan jumlah gerainya, serta menata ulang produk yang disajikan di gerai (re-merchandising). Selain itu juga peremajaan gerai, serta pengendalian biaya operasional secara ketat.
Baca Juga: Menakar Prospek dan Rekomendasi Saham RALS, Valuasi Paling Murah tapi Ditekan Inflasi
Sebagai tambahan informasi saja, Ramayana telah mengoperasikan 103 gerai di seluruh Indonesia dengan total luas lebih dari 900.000 meter persegi (m2). Untuk menjalankan strategi tersebut, RALS telah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 200 miliar di tahun 2023.
Dana tersebut akan digunakan untuk penambahan aset tetap, perpanjangan aset hak guna, serta biaya pemeliharaan. Dana tersebut juga akan digunakan untuk mendukung bisnis Ramayana tahun ini.
Dari sisi penyerapan, sampai akhir semester I-2023 lalu, RALS telah merealisasikan capex sebesar Rp 56,7 miliar atau sekitar 28% dari total alokasi capex.
"Perseroan memperkirakan total capex yang akan dipakai sampai dengan akhir tahun 2023 sebesar Rp 150 miliar," kata Jane saat dihubungi KONTAN, Kamis (14/9).
Baca Juga: Kinerja Ramayana Bergantung Pemulihan Saat Lebaran, Simak Rekomendasi Saham RALS
Nilai capex itu tercatat lebih rendah dari yang dianggarkan oleh RALS pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 300 miliar, meskipun realisasinya hanya Rp 99,0 miliar.
Dari sisi kinerja bisnis, tahun ini RALS menargetkan pendapatan dan laba yang realistis, yakni minimal sama dengan apa yang telah capai RALS di tahun lalu.
Pasalnya, sampai dengan semester pertama tahun 2023, Ramayana hanya mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,66 triliun atau turun 10,3% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu.
Jane bilang, pencapaian penjualan paruh pertama tahun 2023 itu lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan penjualan yang ditetapkan RALS sebesar 10%.
Baca Juga: Pemasok minta peritel patuhi trading terms
"Utamanya disebabkan oleh penjualan periode Lebaran yang tidak mencapai target, ini imbas periode libur Lebaran yang lebih awal dan masih lemahnya daya beli masyarakat segmen menengah ke bawah dan bawah," kata Jane.
Jika melihat laporan keuangan RALS di akhir 2022 lalu, total pendapatan RALS tahun 2022 lalu mencapai Rp 2,99 triliun atau naik 15,5% dibandingkan tahun 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News