kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Geser ANTM dan INCO, Morowali Industrial (IMIP) kuasai 50% pasar nikel nasional


Selasa, 13 Oktober 2020 / 18:04 WIB
Geser ANTM dan INCO, Morowali Industrial (IMIP) kuasai 50% pasar nikel nasional


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peta pangsa industri nikel nasional bergeser dengan cepat. Dalam kurun waktu 4 tahun saja, Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mampu menggeser posisi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dalam penguasaan produk nikel di Indonesia.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif membeberkan, pada tahun 2014, produksi nikel masih dikuasai oleh Vale dengan porsi 77%. Disusul Antam dengan 19% dan lainnya sebanyak 3%. 

Namun, peta industri hilir nikel hingga produk setengah jadi (intermediate product) itu telah berubah dengan drastis. Pada 2018, IMIP sudah menguasai 50% dari produksi hilir nikel di Indonesia. Porsi Vale pun susut jadi 22% dan Antam hanya 5% saja. 

Baca Juga: SKK Migas: Hingga September, investasi hulu migas capai 63,33% dari target

Perusahaan nikel BUMN itu juga sudah tersalip oleh Virtue Dragon yang memegang porsi produksi nikel sebesar 11%, Harita Group 6% dan perusahaan lainnya sebesar 6%.

"Apa yang terjadi pada 2023, pasti komposisinya akan berubah drastis lagi. Luar biasa perkembangannya," ungkap Irwandy dalam webinar tentang pemanfaatan nikel yang digelar Selasa (13/10).

Dia menambahkan, industri hilir nikel semakin kompetitif dan masih menjanjikan, baik untuk pengembangan industri berbasis stainless steel maupun untuk industri baterai. Sayangnya, hingga sekarang seluruh produk yang dihasilkan smelter di Indonesia masih dalam intermediate product atau produk setengah jadi.

Secara keseluruhan, lebih dari 90% produk smelter Indonesia masih berupa produk berbasis Nikel Pig Iron (NPI). "Perkembangan produksi smelter cukup signifikan, tetapi 99%, atau semuanya 100% masih intermediate produk. 90% lebih adalah produk NPI," ujar Irwandy.

Berdasarkan jenis kemurniannya, nikel yang produksi di Indonesia juga masih didominasi oleh nikel kelas dua yang menghasilkan NPI atau FeroNikel. Sedangkan porsi nikel kelas satu untuk menghasilkan nikel matte dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) masih mini.

Saat ini, kebutuhan nikel global  juga masih didominasi untuk industri stainless steel sebesar 71%. Sedangkan untuk kebutuhan industri lainnya seperti baterai masih mini, yakni 3%.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×