CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

GGRP Optimistis Industri Baja Masih Ada Ruang Tumbuh Meski Bea Impor Diberlakukan


Rabu, 18 Oktober 2023 / 07:15 WIB
GGRP Optimistis Industri Baja Masih Ada Ruang Tumbuh Meski Bea Impor Diberlakukan
ILUSTRASI. Gunung Raja Paksi (GGRP) Optimis Industri Baja Masih Ada Ruang Tumbuh


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kebijakan bea impor diberlakukan, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) tetap optimis industri baja masih ada ruang untuk bertumbuh.

Seperti diketahui, pemerintah menambah daftar barang yang akan terkena tarif bea masuk. Daftar barang tambahan ini antara lain sepeda, jam tangan, kosmetik, dan baja yang terkena tarif bea impor.

Kebijakan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96 Tahun 2023 dengan tujuan untuk mencegat membanjirnya barang impor yang beredar melalui penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik (PPMSE) alias dagang online.

Baca Juga: Penjualan & Laba Gunung Raja Paksi (GGRP) Ambles di Semester I-2023, Ini Penyebabnya

Direktur Corporate Affairs GGRP, Fedaus mengatakan, perusahaan masih mencermati kondisi pasar serta melakukan analisa lebih lanjut untuk menentukan dampaknya terhadap rencana bisnis dari perusahaan.

Menurutnya, kebijakan ini sebagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengurangi impor serta melindungi pertumbuhan industri di dalam negeri, dan ini sangat baik.

Ia menerangkan, selama ini GGRP melihat upaya pemerintah cukup baik dalam mengurangi impor dalam produk baja, contohnya seperti penerapan trade remedies (anti dumping dan safeguard) atas produk baja impor untuk menghindari praktik perdagangan tidak sehat, maupun pengawasan terhadap produk-produk baja impor yang tidak memenuhi standar produk yang wajib berlaku di Indonesia misalnya seperti SNI dan TKDN.

Lebih lanjut, Fedaus melihat prediksi penjualan baja GGRP hingga akhir tahun sangat tergantung kepada berbagai faktor antara lain supply and demand, faktor harga, kondisi perekonomian dan lain sebagainya.

Ia bilang, saat ini tidak dapat dipungkiri penuh dengan tantangan, dikarenakan demand-nya menurun serta mulai memasuki tahun politik sehingga cenderung bersifat wait and see.

"Namun, kami juga optimis bahwa untuk industri baja masih ada ruang untuk tumbuh, karena berbagai proyek infrastruktur yang masih terus dilaksanakan," kata Fedaus saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (17/10).

Fadaus menambahkan, untuk memaksimalkan kinerja, GGRP memiliki strategi bisnis yang komprehensif untuk memperkuat posisi di pasar industri baja. Perusahaan akan terus beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi perubahan kondisi pasar.

 

Fokus utama GGRP saat ini meningkatkan kualitas produk dan layanan yang ditawarkan, serta memperluas pasar di dalam negeri dan melihat potensi pasar luar negeri.

Selain itu, lanjut Fedaus, GGRP juga akan aktif dalam berkolaborasi dengan pemerintah dan pelaku industri untuk melindungi pasar domestik dari praktik perdagangan yang tidak adil yang dapat merugikan produsen baja lokal.

"Kami berkomitmen untuk memberikan produk dan layanan terbaik bagi konsumen, dengan memberikan solusi yang tepat dan berkualitas tinggi sehingga selalu menciptakan kepuasan dan kepercayaan dalam kemitraan bisnis," tutup Fedaus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×