kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.698   22,00   0,13%
  • IDX 8.538   16,38   0,19%
  • KOMPAS100 1.182   2,54   0,22%
  • LQ45 858   0,83   0,10%
  • ISSI 301   1,75   0,58%
  • IDX30 443   -0,77   -0,17%
  • IDXHIDIV20 512   -0,66   -0,13%
  • IDX80 133   0,43   0,32%
  • IDXV30 137   0,23   0,17%
  • IDXQ30 142   -0,12   -0,08%

GIMNI minta realisasi cluster industri kelapa sawit


Rabu, 06 Oktober 2010 / 16:42 WIB
GIMNI minta realisasi cluster industri kelapa sawit


Reporter: Asnil Bambani Amri |



JAKARTA. Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) meminta pemerintah segera merealisasikan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) khusus cluster industri kelapa sawit. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif GIMNI, Sahat Sinaga usai seminar Hak Restitusi PPN : Mengikis Penyelewengan, Meningkat Kepatuhan di Hotel Nikko Jakarta, Rabu (6/10).

“Rencana KEK itu harus segera dipercepat,” ujar Sahat. Keinginan untuk mempercepat KEK itu berkaitan dengan keinginan dari produsen hilir kelapa sawit untuk meningkatkan ekspor produk olahan. Sahat bilang, para pengusaha di dalam negeri yang sudah berminat ingin investasi saat ini masih menunggu kebijakan pemerintah.

Investor dalam negeri itu menurutnya tidak hanya menunggu terealisasinya KEK untuk cluster kelapa sawit saja tetapi juga adanya tax holiday dari pemerintah untuk industri olahan kelapa sawit. Alasan Sahat adalah, insentif industri olahan di Indonesia tertinggal dibandingkan Malaysia. “Insentif tax holiday harus diberikan setelah itu infrastruktur,” harapnya.

Sahat bilang, jika tidak memberikan insentif sesegra mungkin, dikhawatirkan investor di dalam negeri mengambil pilihan untuk investasi di negara lain seperti Malaysia. “Sekarang banyak pemain dalam negeri 2007 sampai 2010 ini tidak ada perubahan mereka mulai investasi diluar,” jelasnya.

Kebutuhan investasi untuk industri hilir kelapa sawit mencapai US$ 18,2 miliar, dan Sahat berharap agar investor tersebut tidak dicari dari luar negeri. Pasalnya, calon investor untuk industri hilir dari dalam negeri sudah banyak. “Ngapain harus cari investor keluar jika di dalam negeri banyak investornya,” tegas Sahat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×