Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV berniat melakukan konversi sebagian lahan teh milik mereka untuk lahan kelapa sawit. Pasalnya, lahan teh tersebut justru menyumbangkan kerugian bagi perusahaan perkebunan pelat merah tersebut.
"Ini sedang kita coba, karena ternyata kelapa sawit bisa hidup di daerah dataran tinggi," kata Sekretaris Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu, akhir pekan lalu.
Berdasarkan data yang dilansir oleh PTPN IV, sepanjang semester pertama tahun ini, komoditi teh PTPN IV merugi sebesar Rp 18,12 miliar. Jumlah tersebut naik dua kali lipat ketimbang periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 9,8 miliar.
Said memperkirakan, kerugian PTPN IV ini meningkat lantaran produktivitas tanaman teh milik PTPN IV cukup rendah dibandingkan dengan tanamannya yang lain. Itu sebabnya, PTPN IV berniat untuk mengalihkan lahan teh untuk kelapa sawit.
Pemicu kerugian lain adalah besarnya ongkos produksi dan operasional teh yang cukup tinggi. Padahal, hitungan diatas kertas, ongkos produksi dan operasional teh sama dengan ongkos kelapa sawit.
"Biaya produksi FOB teh secara keseluruhan di atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp 14,28 miliar; soalnya, ada beberapa biaya-biaya seperti kenaikan gaji tunjangan, biaya pemeliharaan, biaya pemupukan, biaya panen, biaya pabrik dan lain-lain," kata Said.
Laba PTPN IV pada semester pertama tahun ini banyak ditopang oleh komoditas kelapa sawit. Tengok saja, jumlah laba yang diperoleh dari penjualan kelapa sawit pada semester pertama 2010 sebesar Rp 251,54 miliar; lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 227,98 miliar. "Laba itu bisa besar jika tidak ada kerugian untuk komoditas teh," kata Said.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News