Reporter: Filemon Agung | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS) bakal mengandalkan 5 rig yang telah berkontrak untuk mendongkrak kinerja tahun ini.
Direktur PT Ginting Jaya Energi Tbk Jimmy Hidayat mengungkapkan, saat ini masih ada sejumlah kontrak yang berlangsung untuk pengerjaan di PT Pertamina.
"Pendapatan dan laba bersih (tahun ini) bersumber dari 5 kontrak rig yang masih berlangsung di Pertamina," ujar Jimmy kepada Kontan, Jumat (8/4).
Baca Juga: Ginting Jaya Energi (WOWS) Incar Kontrak Baru dari Proyek Pertamina
Jimmy tak merinci besaran pendapatan dan laba bersih untuk tahun ini. Yang terang, pendapatan dan laba bersih berpotensi kian meningkat jika kontrak baru diraih.
Jimmy mengungkapkan, untuk kontrak-kontrak baru nantinya diharapkan akan mulai berkontribusi pada kinerja keuangan perusahaan pada akhir tahun 2022. Sementara itu, untuk tahun 2021 lalu pendapatan diprediksi dapat mencapai Rp 88 miliar. Adapun, untuk tahun 2021 manajemen WOWS memprediksi bakal mencatatkan rugi bersih Rp 2 miliar.
Merujuk laporan keuangan perusahaan, WOWS membukukan pendapatan sebesar Rp 75,61 miliar hingga kuartal ketiga 2021. Sementara untuk laba bersih mencapai Rp 290,17 juta pada kuartal ketiga 2021.
Baca Juga: Ginting Jaya Energi (WOWS) Siap Tambah Rig Agar Kinerja Ciamik di Tahun 2022
Di sisi lain, Ginting Jaya Energi dikabarkan memperoleh kontrak baru dari Pertamina senilai Rp 300 miliar. Jimmy memastikan kontrak belum diperoleh dan masih berproses.
Saat ini WOWS tengah mengikuti enam paket tender berkisar Rp 300 miliar di Pertamina. Tender tersebut memiliki potensi recurring income per tahun sebesar Rp 120 miliar. Tender yang diikuti yaitu penyewaan rig untuk pekerjaan workover dan well services (perawatan sumur migas).
“Betul, kami mengikuti tender tersebut. Tetapi hasilnya belum keluar, diperkirakan dalam waktu dekat ini. Tunggu saja,” kata Jimmy.
Baca Juga: Ginting Jaya Energi (WOWS) Optimistis Prospek Bisnis Migas Masih Berkembang
Jimmy melanjutkan, untuk tahun 2022 ini permintaan rig memang sangat tinggi. Hal ini sejalan dengan target produksi hulu migas nasional sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 mendatang.
Selain itu, sektor hulu migas juga menyiapkan sejumlah strategi dalam upaya peningkatan produksi migas nasional. Persiapan-persiapan tersebut meliputi, infill drilling/step out di lapangan existing, work over/well service serta penggunaan enhanced oil recovery (EOR), CO2 injection, dan steamflood.
“Kami memiliki keunggulan kompetitif yang bisa jadi nilai tambah bagi pengguna. Kami memiliki peralatan lengkap yang siap dioperasikan dan kru profesional yang berpengalaman,” pungkas Jimmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News