Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2020, Gojek telah menelurkan serangkaian solusi digital yang memudahkan UMKM bermigrasi ke bisnis online.
Rangkaian solusi digital yang dihadirkan oleh Gojek dirancang guna menjawab semua kebutuhan UMKM dari hulu ke hilir. Di antaranya dari memudahkan UMKM mendaftar di GoFood lewat GoBiz, membantu efisiensi online seller lewat aplikasi Selly, hingga menyediakan lebih dari 20 opsi pembayaran non-tunai di Midtrans, beragam solusi Gojek telah mendapat sambutan positif dari para pelaku UMKM.
Shinto Nugroho, Chief of Public Policy and Government Relations Gojek menyebut pernah terdapat 3.000 UMKM mendaftar sebagai merchant Gojek. Terbukti juga dari penelitian bahwa 92% UMKM merasa lebih cepat beradaptasi di masa pandemi dengan bergabung di Gojek.
"Jadi bagaimana agar kami bisa mendukung mereka. Kita akan melakukan itu karena preferensi konsumen untuk berbelanja di ranah digital akan meningkat yang tadinya mungkin mereka belum terbiasa sekarang makin terbiasa dan kami melihat bahwa preferensi ini akan jadi permanen," jelas Shinto saat Konferensi Pers Daring yang digelar Gojek pada Selasa (9/2).
Head of Merchant Platform Business Gojek, Novi Tandjung mengatakan, sebagai salah satu cara mendukung UMKM terus melaju, Gojek membagikan sejumlah temuan menarik berdasar data internal di tahun 2020 yang diprediksi akan tetap menjadi tren usaha bagi UMKM di 2021.
Baca Juga: Fitur GoGreener Carbon Offset di Gojek mudahkan pelanggan peduli lingkungan
Di antaranya ialah, pertama tren usaha kuliner rumahan meningkat, seperti dessert box dan rice bowl diprediksi jadi primadona. Data Gojek menemukan bahwa usaha rumahan menjadi tren selama masa pandemi, dengan bisnis kuliner sebagai jenis usaha rumahan yang paling banyak dijalani.
Dari banyaknya usaha kuliner, mie pedas, minuman mix susu segar, dimsum udang rambutan menjadi beberapa menu yang paling dicari pelanggan GoFood selama tahun 2020.
GoFood juga memprediksi dessert box dan rice bowl akan menjadi kuliner terfavorit di 2021 berdasarkan meningkatnya jumlah pencarian menu tersebut di GoFood yang meningkat menjelang akhir tahun lalu.
Kedua, diskon dan pemasaran lewat media sosial jadi harus jitu menggaet pelanggan baru. Memberikan promosi lewat program diskon menjadi strategi pemasaran yang populer dipilih oleh mitra usaha Gojek untuk menggaet pelanggan.
Strategi ini juga kerap diikuti dengan pemasaran di kanal media sosial untuk memperluas jangkauan. Adapun sebanyak 42% pemilik usaha meningkatkan promosinya di media sosial.
Berkaca dari hal tersebut, Gojek juga sudah menyiapkan GoStore - sebuah fitur yang memudahkan pelaku usaha membuka toko online pribadi yang terintegrasi dengan media sosial.
"Kami dapat respon positif dari pemilik toko dengan adanya Gotoko mereka terbantu untuk mengoperasionalkan mengatur tokonya. Jadi sangat positif, kembali pertumbuhannya akan jadi pesat di 2021. Di 2021 akan dikembangkan untuk area-area yang belum kita layani," imbuh Novi.
Ketiga, pilihan pembayaran non-tunai akan semakin berkembang. Hal tersebut lantaran, pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat untuk mengurangi kontak fisik telah mendorong pergeseran gaya hidup konsumen menjadi serba cashless.
Data dari Midtrans, payment gateway terbesar di Indonesia mencatat empat metode pembayaran nontunai yang paling berkembang di 2020 adalah transfer bank, cicilan tanpa kartu, QRIS dan GoPay.
Baca Juga: KPPU belum terima notifikasi merger Gojek-Tokopedia
Melihat tren ini, para pelaku UMKM dapat menambah opsi metode pembayaran untuk usaha mereka agar dapat semakin bersaing di pasaran.
Terakhir, komunitas dinilai berperan penting untuk tingkatkan kompetensi. Dimana jejaring komunitas sesama pelaku usaha membantu mengakselerasi kompetensi bisnis para UMKM, khususnya bagi yang baru terjun ke dunia ini.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut, pandemi membuat konsumen beralih melakukan pembelian melalui platform online. Hal tersebut menjadi peluang bagi UMKM untuk memanfaatkan perdagangan online sebagai solusi aplikatif untuk diadopsi di masa pandemi.
"Mendorong UMKM ke arah digital merupakan solusi untuk membantu UMKM tidak hanya beradaptasi namun juga mengembangkan usahanya di tengah tantangan kondisi ekonomi yang terdampak pandemi," jelas Lutfi.
Tercatat sejak tahun lalu, sudah ada 3,2 juta UMKM yang beradaptasi dengan memanfaatkan platform online dalam memasarkan dan mengembangkan usahanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News