Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan penyedia layanan ground handling PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) mengalami pertumbuhan pendapatan 16% di tahun 2017. Tahun 2016, perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp 1,24 triliun dan Rp 1,49 triliun di 2017.
Direktur Utama JAS Adji Gunawan mengatakan, 50% dari total pendapatan perseroan berasal dari layanan ground handling atau sekitar Rp 750 miliar kontribusinya. “Bisnis ground handling jadi tulang punggung bagi keberadaan bisnis JAS yang lain,” katanya kepada Kontan.co.id pada Minggu (6/5).
Potensi bisnis ground handling disebut Adji sangat bergantung pada pertumbuhan jumlah lalu lintas penerbangan di bandara-bandara yang dilayani JAS. Sekadar informasi saja, perseroan kini sudah beroperasi di 12 bandara di Indonesia.
“Empat di antaranya telah memiliki sertifikasi internasional ISAGO (IATA safety audit for ground operations) yaitu bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Ngurah Rai Bali, Juanda, dan Kualanamu,” ujar Adji.
Sementara pada 2017 total ground handling yang ditangani JAS sebanyak 61.267 penerbangan dari total 17,36 juta penumpang pesawat untuk silver services. Lalu sebanyak 19.690 penerbangan dan 8,06 juta penumpang untuk premier services.
Sekedar perbandingan, di 2016 silver services untuk ground handling JAS menangani 49.051 penerbangan dari total 14,29 juta penumpang. Pada premier services melayani 19.042 penerbangan dari total 7,32 juta penumpang.
Karena bisnis ground handling JAS bergantung dengan jumlah lalu lintas penerbangan di Indoensia, Adji berharap kondisi ekonomi makro di Indonesia berlangsung stabil. Ia juga berharap kondisi politik dan keamanan bisa tetap terjaga agar memberikan dampak positif pada pertumbuhan lalu lintas penerbangan internasional.
Sekedar informasi, selain ground handling, JAS juga memberikan pelayanan kargo dan pergudangan, lounge services, dan airport special assistance (ASA).
Penanganan kargo juga disebut Adji menjadi bagian penting dari bisnis JAS. Saat ini, untuk penanganan kargo dan pergudangan, JAS telah beroperasi di lima bandara di Indonesia.
Secara volume, penanganan kargo JAS mengalami peningkatan dari 274 ribu ton di 2016 di 2017 menjadi 299,8 ribu ton. Penanganan kargo untuk kebutuhan ekspor mmeningkat paling tinggi dari 122 ribu ton di 2016 menjadi 138 ribu ton di 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News