kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.897   15,40   0,22%
  • KOMPAS100 1.006   3,47   0,35%
  • LQ45 769   2,65   0,35%
  • ISSI 227   0,65   0,29%
  • IDX30 396   1,29   0,33%
  • IDXHIDIV20 459   1,80   0,39%
  • IDX80 113   0,41   0,37%
  • IDXV30 114   0,86   0,76%
  • IDXQ30 129   0,29   0,23%

Groundbreaking Proyek EV Baterai Bareng Huayou Mundur Maksimal Oktober 2025


Rabu, 02 Juli 2025 / 17:16 WIB
Groundbreaking Proyek EV Baterai Bareng Huayou Mundur Maksimal Oktober 2025
ILUSTRASI. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat groundbreaking pembangunan proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Artha Industrial Hill, Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah peresmian proyek ekosistem baterai EV yang dijalankan oleh konsorsium PT Aneka Tambang (Antam), Indonesia Battery Corporation (IBC) bersama dengan anak usaha Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) yaitu China Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL), Jumat (29/06), Indonesia masih memiliki satu proyek lagi dalam ekosistem baterai EV.  Proyek tersebut adalah proyek konsorsium Antam-IBC bersama dengan Huayou Holding (Zhejiang Huayou Cobalt) senilai US$ 9,8 miliar yang juga memiliki nama lain yaitu proyek Titan.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, target groundbreaking proyek ini mundur ke bulan September atau paling lambat Oktober 2025.

"Nanti, mungkin September-Oktober ya," ungkap Bahlil saat ditanyai tentang kepastian proyek di DPR Senayan, Jakarta, Rabu (02/07).

Target ini mundur dari target awal groundbreaking di Agustus 2025.

Baca Juga: PLN Suplai Listrik 2 x 27,7 MWA ke Pabrik Baterai EV di Karawang

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dilaporkan telah memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri membahas kelanjutan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik.

Khususnya mengenai peralihan investasi dari LG ke Huayou setelah LG tidak melanjutkan investasinya di proyek ini.

"(Proyek) ini tidak ada masalah lagi dan ini sudah siap untuk dilakukan groundbreaking sebelum Agustus,” ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (22/5).

Baca Juga: Kebut Hilirisasi Nikel, RI Berpeluang Jadi Pemain Global di Industri Baterai EV

Bahlil juga membantah bahwa LG meninggalkan proyek, dia menyebut hal itu karena keputusan pemerintah untuk tidak melanjutkan atau mengikutsertakan perusahaan asal Korea Selatan itu dalam proyek Titan.

Ia juga menyampaikan bahwa struktur kepemilikan proyek ini menempatkan BUMN Indonesia melalui Antam dan IBC sebagai pemegang saham mayoritas di sektor hulu. 

Baca Juga: Indonesia akan Produksi Baterai EV hingga 30 GWh dari Dua Proyek Raksasa Ini

Selanjutnya: Harga Bitcoin Berpeluang Terus Melesat, Ini Faktor Pendorongnya

Menarik Dibaca: Ini 5 Alasan Kenapa Kamu Perlu Proteksi Kehidupan Sejak Dini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×