Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - KARAWANG. Ambisi Indonesia untuk menjadi produsen baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dunia akan disokong melalui dua proyek ekosistem baterai EV ini.
Yang pertama adalah proyek ekosistem baterai EV yang dijalankan oleh PT Aneka Tambang (Antam), Indonesia Battery Corporation (IBC) bersama dengan anak usaha Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) yaitu China Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL) atau yang memiliki nama lain proyek Dragon.
Setelah diresmikan peletakan batu pertama atau ground breaking pada Minggu (29/06), proyek konsorsium Antam-IBC-CBL ini ditargetkan akan memproduksi baterai 15 Gigawatt-jam (GWh) atau setara dengan 300.000 mobil listrik.
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengungkap pihaknya masih menunggu kelanjutan dari proyek baterai EV lainnya, yaitu Antam-IBC bersama Huayou Holding (Zhejiang Huayou Cobalt).
Baca Juga: Cermati Saham Aneka Tambang (ANTM) Usai Peresmian Pabrik Baterai Kendaraan Listrik
"Huayou masih proses awal, nanti ada resmi mungkin karena itu antara Antam, IBC dan Huayou," kata Toto di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6).
Asal tahu saja, proyek Antam-IBC bersama Huayou Holding (Zhejiang Huayou Cobalt) yang juga memiliki nama lain sebagai Proyek Titan ini, tadinya juga melibatkan LG Energy Solution Ltd (LGES).
Namun, perusahaan asal Korea Selatan itu memilih mundur dengan alasan perubahan ekosistem EV di dunia saat ini.
Jika dua proyek ini bekerja, Toto mengatakan Titan akan menyumbang setidaknya produksi baterai 10-15 GWh. Sehingga total produksi bisa mencapai 30 GWh per tahun.
"Ya, kalau misalnya ini 15 (GWh) disana (proyek Dragon) dan 10 (GWh) juga (proyek Titan, Indonesia harusnya dalam 3-4 tahun itu hampir (produksi) mendekati 30 GWH ya," jelasnya.
Toto menambahkan, jika kedua proyek ini berjalan maka Indonesia akan menjadi produsen baterai EV terbesar di belahan bumi bagian selatan.
Baca Juga: Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Diresmikan,Intip Prospek Saham Aneka Tambang (ANTM)
"Jadi itulah satu hal yang positif kita masuk ke industri ini dan kita menjadi leader di at least kondisi Bumi Selatan itu kita leader-nya," tambahnya.
Sebagai gambaran, proyek Dragon telah diresmikan groundbreaking pada Minggu (29/06) dengan target produksi pertama di akhir tahun 2026 dan dengan investasi sebesar US$ 5,9 miliar.
Sedangkan, proyek Titan memiliki nilai investasi hingga US$ 9,8 miliar atau setara Rp 160,8 triliun (asumsi kurs Rp16.413 per US$).
Mirip dengan proyek Dragon, Titan akan mencakup proses baterai EV dari hulu hingga ke hilir yakni dari proses mining, smelter HPAL, prekursor, katoda, battery cell hingga recycle baterai.
Selanjutnya: Resmi, Danantara Jadi Mitra Kerja Komisi VI dan Komisi XI DPR
Menarik Dibaca: Jangan Bilas Dengan Air, Ini Cara Perempuan Tetap Aktif dan Nyaman Saat Red Days
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News