kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Grup Taipan bermain bisnis air


Sabtu, 10 Juni 2017 / 14:12 WIB
Grup Taipan bermain bisnis air


Reporter: Azis Husaini, Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Air adalah sumber kehidupan. Maka, hingga akhir tahun 2017 nanti pemerintah 2017 berharap, akses masarakat terhadap air bersih bisa mencapai 70%.

Bagi pebisnis, minimnya akses ini menjadi peluang bisnis nan basah. Maka, mereka agresif membangun infrastruktur air bersih ke berbagai daerah.

Terbaru, Adaro Group mulai melebarkan sayap ke bisnis air bersih. Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengungkapkan, perusahaan ini mendirikan PT Adaro Tirta Mandiri. "Ada Adaro Power, ini juga ada Adaro Water," ungkap Boy, panggilan Garibaldi, Kamis (8/6) malam.

Dia berkisah, awal ketertarikan menekuni bisnis air setelah melihat para pekerja kesulitan memperoleh akses air bersih di tambang Tabalong, Kalimantan Selatan. Belajar dari pengalaman itu, Boy memutuskan nyebur ke ke bisnis air bersih, dengan mengakuisisi perusahaan air swasta di Gresik dan Banjarbaru. "Nilai akuisisinya Rp 150 miliar," kata Boy.

Dua proyek itu menggunakan skema build, operate, and transfer (BOT). Yakni BOT pengolahan air dengan PDAM Gresik berkapasitas 400 liter per detik dan BOT dengan PDAM Intan Banjar di Banjarbaru dengan kapasitas 500 liter per detik. "Lima tahun ke depan, kami mengharapkan kapasitas infrastruktur air mencapai 4.000 liter per detik," ujarnya.

Adaro Tirta Mandiri juga mulai mengikuti tender proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) lebih besar. Salah satunya tender proyek SPAM di Bandarlampung. Di proyek senilai Rp 700 miliar-Rp 800 miliar itu, Adaro membentuk konsorsium bersama PT Adhi Karya Tbk dan Suez. "Itu termasuk proyek strategis nasional. Juga ikut beberapa proyek-proyek dengan PDAM lain di Jawa, Sumatra dan Kalimantan," katanya.

Adaro juga ingin mengelola air bersih di Jakarta, mengingat Palyja sedang proses tender oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Saat ingin memberikan proposal, kami dinyatakan telat memberikan proposal tender," ungkap Boy.

Jika Adaro masih newbie di bisnis air, konglomerasi yang sudah lama merambah bisnis ini adalah Grup Rajawali melalui PT Nusantara Infrastructure Tbk (META). "Sejak tahun 2012 sampai saat ini kami sudah punya empat proyek," kata Deden Rochmawaty, General Manager Corporate Affairs META kepada KONTAN, Jumat (9/6).

Empat proyek itu terdiri dari dua water treatment plan yang dikelola PT Sarana Catur Tirta Kelola di Cikokol, Tangerang berkapasitas dari 25 liter per detik menjadi 50 liter per detik. Lalu, proyek air bersih anak usaha, PT Dain Celicani Cemerlang ke Kawasan Industri Medan. Ada pula instalasi pengolahan air bersih dan penyaluran air oleh PT Sarana Catur Tirta Kelola di Serang Timur, Banten. "Ke depan akan ada pengembangan di infrastruktur air ini, tapi kami belum bisa mengumumkan lokasi persisnya," tandas Deden.

Grup Astra juga asyik bermain air. Astratel adalah pemegang 49% saham PT Pam Lyonaisse Jaya (Palyja), sedangkan 51% milik grup Suez Environment, yang belakangan akan dijual ke Manila Water Company (MWC). Sayang ketika dihubungi, Direktur Astratel Wiwiek D Santoso belum menjawab panggilan telepon KONTAN.

Jangan lupakan Recapital Advisors yang memiliki bisnis air Aetra di Jakarta melalui Acuatico Pte Ltd. Kini Acuatico mendapat konsesi baru di Pasar Kemis, Sepatan, Cikupa, Balaraja dan Jayanti, Kabupaten Tangerang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×