Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kenaikan harga komoditas tembaga berpotensi mendorong harga berbagai produk hilir, terutama barang elektronik.
Dalam kondisi ini, pelaku industri mulai mempertimbangkan substitusi bahan baku dengan aluminium dan baja untuk menekan biaya produksi.
Per Kamis (9/10/2025), data Bloomberg mencatat kontrak berjangka tembaga di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 10.867 per ton.
Baca Juga: Tembaga Kian Mahal! Harga Mendekati US$ 11.000 per Ton Usai China Kembali dari Libur
Sebelum penutupan perdagangan, harga sempat menembus US$ 11.000 per ton, mendekati rekor tertingginya (all-time-high/ATH) di US$ 11.104 per ton pada Mei 2024.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman menjelaskan, lonjakan harga tembaga ini berdampak langsung terhadap industri elektronik, khususnya yang menggunakan tembaga pada pipa kabel dan papan sirkuit cetak (printed circuit board/PCB).
Menurut Daniel, PCB umumnya digunakan pada peralatan audiovisual seperti televisi dan laptop, dengan porsi bahan tembaga sekitar 20%–25%, sedangkan pipa kabel digunakan untuk produk pendingin seperti kulkas dan AC dengan porsi 20%–30%.
“Maka, kedua jenis produk inilah yang paling berisiko terdampak kenaikan harga tembaga,” ujar Daniel kepada Kontan,co.iid, Jumat (10/10/2025).
Ia memperkirakan harga jual produk elektronik bisa naik sekitar 2%–6% akibat lonjakan harga bahan baku tersebut.
Meski demikian, Daniel menegaskan produsen tidak serta-merta menaikkan harga. “Kami lihat dulu dua sampai tiga bulan. Kalau tidak ada perubahan harga bahan baku, baru kami akan sesuaikan harga,” ujarnya.
Baca Juga: Australia Alokasikan Rp 6,7 Triliun untuk Dukung Smelter Tembaga Glencore
Untuk mengantisipasi tekanan biaya, pelaku usaha kini juga memaksimalkan penggunaan bahan substitusi seperti aluminium dan baja.
Daniel menilai langkah ini efektif untuk menekan biaya produksi dan meredam permintaan terhadap tembaga, yang pada gilirannya dapat menstabilkan harga di pasar global.
“Yang pasti, penggunaan bahan substitusi bisa membantu menjaga stabilitas harga tembaga karena permintaannya tidak melonjak terlalu tinggi,” tandasnya.
Selanjutnya: Purbaya Tak Akan Toleransi Pegawai Pajak dan Bea Cukai yang Fraud
Menarik Dibaca: 6 Zodiak yang Paling Cemburuan, Scorpio Nomor 2
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News