kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

GS Supermarket Tawarkan Penukaran Potongan Belanja Sebelum Tutup Akhir Mei


Rabu, 07 Mei 2025 / 07:55 WIB
GS Supermarket Tawarkan Penukaran Potongan Belanja Sebelum Tutup Akhir Mei
ILUSTRASI. KONTAN/Andy Dwijayanto. GS Supermarket, perusahaan ritel asal Korsel dikabarkan akan menutup semua gerai cabangnya di Indonesia per bulan Mei 2025.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. GS Supermarket dikabarkan akan menutup semua gerai cabangnya di Indonesia per bulan Mei 2025. Perusahaan ritel terbesar asal Korea Selatan yang secara resmi membuka gerai ritel pertama di Indonesia pada 7 Oktober 2016 tersebut dikabarkan hanya akan beroperasi hingga tanggal 31 Mei 2025. 

Informasi ini didukung dengan unggahan akun Instagram resmi GS Supermarket yang mengunggah sebuah pengumuman agar pelanggan segera menukarkan poin yang dimiliki menjadi potongan belanja sebelum 31 Mei 2025. Sebab, setelah tanggal 31 Mei, poin tersebut akan hangus.

Berikut isi unggahan tersebut:

"Segera gunakan poin kamu sebagai potongan belanja di toko kami sebelum tanggal 31 Mei 2025. Poin akan hangus/hilang setelah tanggal 31 Mei 2025. Yuk belanja sekarang ke GS The Fresh."

Di sisi lain, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah, mengatakan jika total jumlah gerai peritel yang sedikit menjadi salah satu penyebab mengapa peritel tersebut sulit bertahan.

Baca Juga: Gerai Ritel Berguguran! Terhimpit Biaya Operasional yang Besar dan Sulit Bersaing

"Jadi kalau retail itu harus tokonya banyak. Kalau mau besar harus besar sekalian, dan buka toko. Jadi modalnya harus kuat. Nah (GS Supermarket) itu 8 atau 9 tokonya lupa atau 10 ya. Ya, karena tidak banyak. Terus mungkin capek juga lah kondisinya lagi kena masalah (geopolitik) ini juga kan," terang Budi kepada Kontan.co.id, Selasa (6/5).

Selain itu, pelemahan daya beli masyarakat akibat kondisi geopolitik yang tak menentu juga turut menambah beban peritel.

"Dalam dua tahun ini kan ada perang global, masalah global, masalah trade ini. Jadi mungkin terpengaruh juga kali ya," tambahnya.

Ada pun Budi juga menyoroti mengenai pertumbuhan ekonomi nasional yang berjalan lambat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekonomi kuartal I-2025 hanya mampu tumbuh sebesar 4,87% secara tahunan (YoY). Pertumbuhannya melambat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu di level 5,11% yoy.

Oleh sebab itu, guna memitigasi melorotnya daya belanja masyarakat pada kuartal-II 2025, Budi mendorong pemerintah untuk memberi bantuan langsung tunai (BLT) berupa voucher belanja yang bisa dimanfaatkan masyarakat, khususnya kalangan bawah.

"Tapi mungkin harapan kami, makanya dibukanya kerannya belanja pemerintah, mungkin itu harus dibuka atau BLT. Kita minta ada stimulus BLT supaya naikin. Atau voucher belanja, lah. Suruh orang belanja di Indonesia. Ibu-ibu semua dikasih untuk belanja," terang Budi usai agenda konferensi pers Inabuyer B2B2G Expo di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (6/5).

Baca Juga: Jumlah Cabang Gerai yang Tidak Banyak Bisa Jadi Penyebab Ritel Susah Bertahan

Selanjutnya: Kode Redeem FF Hari ini 7 Mei 2025, Redeem yang Aman di Reward.ff.garena.com

Menarik Dibaca: IBM dan Scuderia Ferrari HP Luncurkan Aplikasi Mobile bagi Penggemar Formula 1 Global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×