kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gunung Raja Paksi (GGRP) Gelontorkan Rp 1 Triliun Bangun Pabrik Baja Baru


Kamis, 09 Juni 2022 / 17:13 WIB
Gunung Raja Paksi (GGRP) Gelontorkan Rp 1 Triliun Bangun Pabrik Baja Baru
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melepas ekspor baja produksi PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) di Cikarang, Kabupaten Bekasi (21/3/2022).


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN. JAKARTA. Kementerian Perindustrian (kemenperin) memberikan apresiasi kepada PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) yang melakukan investasi baru senilai Rp 1 triliun untuk pemanfaatan mesin Light Section Mill (LSM) dengan kapasitas produksi sebesar 500.000 ton per tahun. 

Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi baja nasional.

“Investasi baru ini kami apresiasi karena berani melakukan ekspansi di tengah dampak pandemi Covid-19. Selain itu, investasi ini dapat menambah kapasitas produksi baja profil nasional sebesar 500.000 ton, sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan baja profil dalam negeri di tengah gencarnya pembangunan konstruksi di Indonesia," Ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Peresmian Mesin Light Section Mill (LSM) PT Gunung Raja Paksi Tbk di Cikarang Barat, Kamis (9/6).

Agus mengatakan, Gunung Raja Paksi juga melakukan investasi baru di sektor hulu baja, yaitu dengan pembangunan fasilitas Blast Furnace. Ia mengatakan Pemerintah mendorong agar investasi baru ini juga dapat diselesaikan seperti investasi baru di sektor hilir dengan beropersionalnya fasilitas mesin LSM.

Baca Juga: Hilirisasi Bahan Tambang Membuat Komoditas Besi dan Baja Jadi Primadona Ekspor

Lebih lanjut Agus mengatakan, industri baja memiliki peran strategis sebagai mother of industries yang berproduksi untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan sektor industri lainnya. Berbagai pengguna bahan baku baja tersebut, antara lain sektor konstruksi, alat transportasi, alat berat, elektronik, alat pertahanan, dan lain sebagainya.

Menurutnya, pemerintah Indonesia memberikan perhatian penuh terhadap sektor industri logam. Di triwulan I -2022, sektor industri logam mencatatkan pertumbuhan 7,9%, atau mendekati 8%. 

"Ini suatu hal yang sangat menggembirakan, apalagi bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya ketika sektor ini mengalami kontraksi sebesar 0,49%," tuturnya.

Pertumbuhan positif ini juga didorong oleh kinerja perdagangan besi baja. Pada tahun 2021, neraca perdagangan besi dan baja (Kode HS 72) mengalami surplus sebesar 342.000 ton.

Baca Juga: Laba Bersih Gunung Raja Paksi (GGRP) Melonjak 113,6% di Kuartal I-202




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×