kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi persaingan ekspor CPO, ini strategi Asian Agri di sisa tahun ini


Rabu, 31 Oktober 2018 / 21:12 WIB
Hadapi persaingan ekspor CPO, ini strategi Asian Agri di sisa tahun ini
ILUSTRASI. Penyerahan simbolis premi penjualan minyak sawit Asian Agri kepada petani binaan


Reporter: Annisa Maulida | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan di produksi minyak kelapa sawit atau crude palm oil disebut Asian Agri sebagai salah satu tantangan tahun ini untuk meningkatkan penjualan dari sisi ekspor. Tetapi, kebijakan pemerintah untuk mendongkrak permintaan sawit dalam negeri menjadi sinyal baik untuk penjualan. 

Direktur Corporate Affairs Asian Agri, Fadhil Hasan menjelaskan, produksi CPO tahun ini akan meningkat. Tetapi, tak setinggi dibanding pertumbuhan tahun lalu. 

Kebijakan pemerintah yang mewajibkan penggunaan minyak nabati sawit 20% pada bahan bakar diesel (B20), diyakini akan mendongkrak permintaan dari dalam negeri. Kini, penggunaan biodiesel tak hanya kendaraan umum seperti kereta api tetapi juga kendaraan pribadi.

"Walaupun belum memenuhi target, tapi kebijakan sudah sangat lebih baik untuk industri kelapa sawit,” kata Fadhil kepada KONTAN, Selasa (30/10).

Untuk tetap mempertahankan kinerja, Fadhil bilang,  Asian Agri untuk tetap meningkatkan kinerja dengan terus memacu peningkatan efisiensi, memperluas pasar, dan tetap menjaga pasar yang sudah ada.

Untuk mendongrak produksi, Asian Agri saat ini mendorong kemitraan 100.000 hektare kebun petani di tahun 2018, sama luasnya dengan kebun inti perusahaan. Asian Agri, menurut situs resminya, telah bermitra dengan 30.000 petani plasma di riau dan Jambi yang mengelola 60.000 hektare kebun sawit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×