kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Hadapi Tantangan Operasional, Hippindo Ungkap Strategi Baru Restoran Cepat Saji


Minggu, 19 Oktober 2025 / 15:53 WIB
Hadapi Tantangan Operasional, Hippindo Ungkap Strategi Baru Restoran Cepat Saji
ILUSTRASI. Pelayanan konsumen pada gerai KFC di Jakarta, Minggu (10/11/2024). Bisnis restoran cepat saji di Indonesia mengalami perubahan signifikan hingga akhir tahun 2025. Tantangan biaya operasional yang tinggi mau tak mau memaksa masing-masing pemain mengubah staterginya. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Leni Wandira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis restoran cepat saji di Indonesia mengalami perubahan signifikan hingga akhir tahun 2025. Tantangan biaya operasional yang tinggi mau tak mau memaksa masing-masing pemain mengubah staterginya. 

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Budihardjo Iduansjah memaparkan gerai cepat saji kini lebih banyak bermigrasi ke lokasi suburban dan food court sebagai respons terhadap tekanan biaya operasional dan perubahan kebiasaan konsumen.Menurutnya, tren gerai restoran cepat saji saat ini memang mengalami pergeseran signifikan.

“Biasanya restoran cepat saji keluar dari mal atau jika tetap di mal, bentuknya kini lebih ke food court atau area layanan bersama dengan F&B lainnya,” jelas Budihardjo kepada Kontan, Minggu (19/10/2025).

Baca Juga: Kinerja Masih Merugi, Pengelola Gerai KFC (FAST) Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Karyawan

Ia menambahkan, gerai cepat saji seperti KFC kini lebih banyak berlokasi di ruko-ruko, sementara McDonald’s cenderung memilih konsep stand alone di lokasi suburban atau perumahan. 

"McDonald’s dari dulu memang mencari tanah yang besar dan bekerjasama dengan pengembang perumahan untuk mendapatkan lokasi strategis, biasanya di depan pintu masuk perumahan,” tambahnya.

Tekanan biaya operasional menjadi salah satu faktor utama pergeseran ini. Budihardjo menilai bahwa beberapa pelaku usaha memang melakukan penyesuaian melalui efisiensi, seperti menekan biaya sewa, mengoptimalkan teknologi, hingga meningkatkan layanan online seperti melalui aplikasi ojek daring untuk menggantikan tenaga kerja.

“Strategi menjemput bola ke perumahan dengan sewa yang lebih murah serta efisiensi operasional seperti mesin otomatis dan online delivery memungkinkan mereka tetap memberikan harga kompetitif sehingga pelanggan tetap datang,” ujarnya.

Baca Juga: Pengusaha Minta Aturan Royalti Musik Direvisi, Cek Tarif Royalti Lagu Di Kafe & Resto

Meski ada tekanan, industri makanan cepat saji masih menunjukkan pertumbuhan, khususnya di segmen ayam goreng lokal dan minuman lokal seperti es krim dan kopi. Budihardjo melihat peluang besar karena tren konsumen yang menginginkan harga terjangkau dan kemudahan akses melalui layanan online.

Fast food masih bertumbuh, walaupun kini lebih banyak pilihan merk lokal yang bersaing, tapi fast food tetap punya daya tarik karena harganya yang relatif murah dan kemudahan akses,” tutup Budihardjo.

Selanjutnya: Stok Beras Bulog Tembus Rekor Tahun Ini, Ini Catatan Akademisi

Menarik Dibaca: Trans Segara City Beroperasi, Mobilitas dari Bekasi ke Stasiun Senen Lebih Praktis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×