Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau yang dikenal Surge mencatat kinerja keuangan yang impresif selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2025.
Emiten yang tengah naik daun dengan internet rakyat cetak pendapatan usaha bersih meningkat 100,99% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi Rp 1,01 triliun per September 2025, dari sebelumnya Rp 504,95 miliar.
WIFI mampu mengontrol beban pokok pendapatan di angka Rp 325,42 miliar. Dus, laba bruto WIFI per September 2025 meningkat 124,16% secara tahunan menjadi Rp 689,48 miliar.
Baca Juga: Kejahatan Siber Baru, Wartawan dan Oposisi Jadi Target Spyware Komersial
WIFI juga membukukan penghasilan keuangan senilai Rp 40,21 miliar, dengan biaya keuangan senilai Rp 204,59 miliar. Maka laba sebelum pagan penghasilan WIFI per 30 September 2025 mencapai Rp 409,85 miliar.
Dari sisi bottom line, laba neto periode berjalan yang diatribusikan kepada non pengendali juga naik jadi Rp7 0,09 miliar hingga kuartal III-2025, dari yang sebelumnya hanya Rp 6,56 miliar.
Direktur Solusi Sinergi Digital Shannedy Ong menjelaskan lonjakan beban bunga disebabkan oleh adanya utang obligasi WIFI yang melonjak signifikan dari Rp 600 miliar menjadi Rp 2,5 triliun.
“Dana segar ini didapatkan sepenuhnya untuk membiayai ekspansi, membuat total aset perusahaan meroket hingga Rp 12,5 triliun,” jelasnya dalam paparan, Jumat (12/12/225).
Shannedy bilang meningkatnya beban bunga yang tercermin dalam laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2025 itu memang menekan laba bersih WIFI dalam jangka pendek.
Dia menekankan hal tersebut merupakan biaya pertumbuhan alias Cost of Growth. Pasalnya, dana Rp 25 triliun adalah modal kerja produktif yang kami tanamkan di depan untuk mematangkan infrastruktur jaringan baru.
Selain itu, masuknya raksasa telekomunikasi Jepang, NTT East, sebagai pemegang saham di anak usaha PT Integrasi Jaringan Ekosistem pada Juli 2025 juga belum tercermin pada kinerja secara keseluruhan.
“Masuknya NTT East baru terjadi di awal kuartal ketiga ini. Sinergi operasional, transfer teknologi, dan efisiensi jaringan tidak terjadi dalam semalam,” ucapnya.
Shannedy menyebut dampaknya positif dari kehadiran NTT East ke bottom line membutuhkan waktu inkubasi 6 hingga 12 bulan. Ini adalah katalisator pertumbuhan masa depan.
Selanjutnya: Kejahatan Siber Baru, Wartawan dan Oposisi Jadi Target Spyware Komersial
Menarik Dibaca: 9 Rekomendasi Minuman Penurun Kolesterol Jahat Alami yang Layak Dicoba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













