Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya tren makanan beku dan kaleng turut mendorong peningkatan produksi olahan dalam kemasan kaleng atau pouch tahan panas untuk memfasilitasi pengembangan kuliner nusantara.
Inagi, startup di bidang manufaktur mesin-mesin inovatif turut mendukung perkembangan tren baru di sektor kuliner ini. Melalui mesin produknya Mini Retort Sterilizer, Inagi memfasilitasi UMKM kuliner untuk menjaga kualitas makanan agar tetap steril dan praktis.
CEO Inagi Farizqi mengatakan, selain Mini Retort Sterilizer, Inagi juga mengembangkan teknologi mesin pasteurisasi susu yaitu Miltech Pasteurisasi. Mesin ini berteknologi pasteurisasi susu dengan menggunakan metode PEF (Pulse Electric Field) atau kejut listrik.
Baca Juga: 10 Startup Raih Penghargaan di Duniafintech Awards
Dengan menggunakan pasteurisasi metode PEF, susu hasil perahan yang awalnya hanya bertahan 3-4 jam bisa awet hingga 3-4 hari pada suhu ruang dan bisa 3-6 bulan di dalam freezer. Hal ini tentunya berpotensi meningkatkan pendapatan peternak atau UMKM pengolah susu.
Teknologi pasteurisasi PEF tidak hanya dapat digunakan untuk proses pengolahan susu, namun juga produk lain yang memerlukan proses serupa seperti susu kurma, sari lemon, susu nabati, jus, dan segala minuman yang butuh pasteurisasi lainnya.
“Miltech dengan metode PEF mampu membunuh bakteri jahat pada susu dengan efsiensi hingga 97,125% sehingga mampu memperpanjang usia penyimpanan susu. Jika dibandingkan dengan pasteurisasi thermal yang berpotensi merusak nutrisi susu hingga lebih dari 50%, metode PEF merupakan pilihan terbaik karena mampu menonaktifkan 99% bakteri jahat pada susu tanpa merusak kandungan protein dan nutrisi,” papar Farizqi dalam keterangan pers, Jumat (21/1).
Mesin dengan kapasitas hingga 60 liter ini menggunakan material SUS 304 dan kerangka stainless steel, dilengkapi dengan UV light sterilization.
Untuk menjangkau lebih banyak pelaku UMKM kuliner dan memberikan pelayanan terbaik bagi pelayanan aftersales mesin produksinya, Inagi berencana mendirikan kantor pemasaran dan Inagi care center di beberapa kota di Indonesia.
Farizqi berharap Inagi mampu mendirikan kantor pemasaran dan Inagi care center di lima kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Palembang pada tahun 2022.
"Dimulai pada kuartal II atau III. Tujuannya untuk menjadi pilihan utama para pelaku bisnis dalam upaya meningkatkan produktivitas usaha,” ungkapnya.
Adapun Mini Retort Sterilizer merupakan teknologi proses sterilisasi komersial yang digunakan untuk memperpanjang masa simpan dan daya tahan produk.
Produk dipanaskan di dalam bejana tahan panas dengan suhu 121 derajat Celcius dan tekanan kurang lebih 6-12 psi untuk memusnahkan spora bakteri patogen Clostridium Botulinum, E Coli dan bakteri pembusuk lain.
Baca Juga: Indodax Raih Penghargaan Startup Aset Kripto Terbaik dari Duniafintech Awards
"Proses ini membuat produk yang semula hanya dapat disimpan selama beberapa hari kini bisa disimpan hingga dua tahun pada suhu kamar, sehingga stok lebih awet dan meminimalisir potensi kerugian pelaku UMKM ketika ada stok dagangan berlebih," kata Farizqi.
Mini Retort Sterilizer adalah bentuk mini dari mesin retort yang jauh lebih besar kapasitasnya. Mesin ini dapat digunakan bagi skala UMKM, dengan kapasitas 50 hingga 200 liter.
Mini Retort Sterilizer dapat digunakan untuk berbagai macam produk pangan seperti gudeg, rendang, sambal, abon, sarang burung walet, dan lainnya.
Sebagai informasi Inagi adalah salah satu startup dalam ekosistem venture builder UMG Idealab, didirikan pada tahun 2011 bergerak di bidang mesin-mesin inovatif meliputi milk processing machine, food and beverage processing machine, dan argoindustry machine.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News