Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Meningkatnya permintaan terhadap properti turut mendongkrak harga bahan bangunan. Berdasarkan riset KONTAN, batu bata merupakan bahan bangunan yang harganya naik paling pesat sepanjang tahun lalu. Harga per buah batu bata yang pada awal tahun lalu masih Rp 350 sekarang sudah Rp 600, atau melompat sekitar 71%.
Selain itu, besi juga terlihat mengalami kenaikan harga signifikan, antara 13% sampai 25%. Besi sepanjang 12 m dengan diameter 10 mm harganya naik 25% dari Rp 51.000 menjadi Rp 64.000, demikian pula dengan yang berdiameter 6 mm, dari Rp 16.000 menjadi Rp 20.000. Kenaikan harga pasir juga cukup menonjol sebesar 23%, dari Rp 310.000 menjadi Rp 380.000 per bak mobil Toyota Kijang.
Sementara itu harga semen justru relatif stabil. Semen merek Tiga Roda dengan ukuran 50 kg hanya naik 6% dari Rp 55.000 menjadi Rp 58.500. Sementara itu semen Gresik mengalami kenaikan 4% dari Rp 55.000 menjadi Rp 57.500.
Meskipun ada kenaikan, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Real-estate Indonesia (REI) Setyo Maharso mengaku harga bahan bangunan sementara ini masih stabil. "Kalau ada fluktuasi, itu karena permintaan dan penawarannya juga fluktuatif," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (3/1). Dia mencontohkan, harga besi sempat naik, namun tidak signifikan karena tidak sampai 10%.
Menanggapi kenaikan harga batu bata, Setyo menilainya wajar karena produksinya tergantung musim. "Harganya memang selalu naik pada saat musim hujan," ujar Setyo. "Tapi itu tidak masalah karena ada penggantinya, seperti beton ringan atau batako."
Setyo berharap harga batu-bata kembali normal dua-tiga bulan lagi. Maklum, menurutnya, kenaikan harga batu bata besar pengaruhnya, terutama untuk pembangunan rumah kelas menengah yang banyak menggunakan bahan ini.
Setyo bilang, biaya bahan bangunan merupakan komponen terbesar biaya proyek, sebesar 60%. Sisanya, 30% merupakan biaya tenaga kerja dan 10% lagi biaya administrasi dan lain-lain. Jadi apabila harga bahan bangunan naik, biaya proyek pun bisa ikut membengkak. "Tapi selama masih bisa di-cover bisa tidak naik. Kami juga tidak mau daya beli masyarakat menurun," tegas Setyo.
Kurnadi Gularso, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk juga mengaku kenaikan harga bahan baku yang terjadi sepanjang tahun lalu tidak signifikan. Proyek yang dikerjakan perusahaan pelat merah ini pun tidak terpengaruh. "Komponen bahan bangunan besarnya kurang lebih 60% dari biaya proyek," jelas Kurnadi kepada KONTAN, Selasa.
Hal serupa juga dialami PT Wijaya Karya Tbk. "Harga semen dan besi memang naik, tapi masih dalam batasan normal, di bawah 15%," ucap Natal Argawan P., Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya kepada KONTAN, Selasa. Tahun ini pun, Natal meramalkan tidak ada gejolak tinggi. "Kalaupun ada kenaikan, itu normal karena permintaannya juga naik," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News