Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen karung plastik, karung laminasi dan kantong semen, PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) terus memantau peluang penurunan harga bahan baku plastik d tengah penurunan minyak dunia yang anjlok hingga berada di teritori negatif alias di bawah nol.
Seperti diketahui, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex anjlok sekitar 306% ke level -US$ 37,63 per barel pada Selasa (21/4) pukul 03:10 WIB atau turun 306%.
Baca Juga: Bahan Baku Mahal Imbas Corona, Industri Kemasan Mengerek Harga Jual
Harga minyak bahkan sempat menyentuh titik terendah sepanjang masa -US$ 40,32 per barel. Penurunan harga minyak disebabkan kelebihan pasokan minyak AS ditambah dengan aktivitas ekonomi dan industri yang terhenti akibat pandemi virus corona.
Rinawati, Direktur Yanaprima Hastapersada menyebutkan penurunan harga minyak dunia memang berpeluang membuat harga bahan baku plastik menjadi turun. Meski begitu, seberapa besar potensi penurunan yang ditimbulkan masih belum bisa dihitung, sebab harga bahan baku plastik dipengaruhi oleh banyak faktor.
Menurut Rinawati, selain dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak dunia, harga bahan baku plastik juga dipengaruhi oleh jumlah pasokan dan permintaan bahan baku, serta pergerakan nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). “Meski transaksi pembelian bahan baku lokal dilakukan dalam bentuk rupiah, formulasinya tetap menggunakan dolar AS,” kata Rinawati kepada Kontan.co.id pada Rabu (22/4).
Hitungan Rinawati, kalaupun memang penurunan harga minyak berdampak pada penurunan harga bahan baku plastik, efeknya akan terasa pada bulan Mei 2020 mendatang. Menurut Rinawati, YPAS tidak ada rencana untuk melakukan aksi borong terhadap bahan baku plastik. Sebaliknya, pembelian bahan baku akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Baca Juga: Yanaprima Hastapersada (YPAS) berencana naikkan harga jual kemasan hingga 5%
Pertimbangannya tidak lain ialah karena lesunya kondisi permintaan di pasar akibat adanya pandemi corona (Covid-19). “Menyimpan banyak bahan baku juga menjadi risiko dan beban apabila produksi kami drop,” terang Rinawati (22/4).
Untuk diketahui, rata-rata kebutuhan baku plastik YPAS berkisar antara 1.000 ton - 1.200 ton per bulan, bergantung pada tingkat produksi dan permintaan di pasar. Biasanya, pembelian bahan baku dilakukan beberapa kali dalam satu bulan, bergantung pada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta kebutuhan.
Pasokan bahan baku diperoleh dari beberapa pemasok lokal seperti misalnya PT Chandra Asri Petrochemical, PT Polytama, dan lain-lain. Adapun beberapa contoh bahan baku yang dibeli di antaranya meliputi polypropylene, yarn grade, polypropylene lamination grade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News