kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara acuan (HBA) memasuki tren penurunan enam bulan terakhir


Kamis, 03 Januari 2019 / 17:31 WIB
Harga batubara acuan (HBA) memasuki tren penurunan enam bulan terakhir
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi global yang terus melambat berdampak pada pergerakan harga batubara. Mengawali tahun 2019, harga batubara acuan (HBA) turun tipis menjadi US$ 92,41 per ton dibandingkan HBA bulan Desember 2018 yang sebesar US$ 92,51 per ton. Tren HBA terus turun dalam enam bulan terakhir.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, penurunan HBA ini masih disebabkan pengaruh pasar global yang melambat.

Selain itu,  ia mengatakan, penurunan HBA Ini juga diperparah pembatasan kuota impor batubara oleh China, sehingga ada kelebihan pasokan batubara dari Indonesia. "Impor dari China masih dibatasi," kata Agung saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (3/1).

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batubara Indonesia (APBI Hendra Sinadia menambahkan, faktor China masih menjadi pemberat harga batubara. Menurutnya harga batubara bisa kembali menguat bila ada relaksasi kebijakan pembatasan impor kalori rendah dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

Hendra melanjutkan, harga batubara sulit diprediksi karena faktor eksternal tidak mudah untuk diantisipasi. Menurut prediksi Hendra, tren penurunan ini tetap akan terjadi pada bulan Februari, mengingat masih adanya dampak dari lesunya perdagangan di liburan tahun baru China.

Lalu, harga diprediksi baru bisa mengalami peningkatan pada bulan Maret. "Jadi kemungkinan rebound lagi Maret. tapi ini hanya proyeksi," kata Hendra.

HBA tercatat terus mengalami penurunan dalam enam bulan terakhir. Pada Agustus 2018 nilai HAA US$ 107,83 per ton, kemudian turun pada September menjadi US$ 104,81 per ton, terus turun pada Oktober menjadi US$ 100,89 per ton, tren berlanjut pada November US$ 97,90 per ton, dan Desember US$ US$ 92,51 per ton.

HBA sendiri diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal per kilogram GAR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×