Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Seperti diketahui, HBA dibentuk dari empat variabel, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 GAR dengan bobot masing-masing 25%.
HBA diperoleh dari rata-rata keempat indeks tersebut pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal/kg GAR.
Baca Juga: HBA April mulai merosot akibat corona, APBI: Demand batubara masih bagus hingga Mei
Dalam catatan Kontan.co.id, rata-rata HBA sepanjang 2019 anjlok dibanding tahun sebelumnya, dan menjadi yang terendah dalam dua tahun terakhir. Rata-rata HBA dari Januari-Desember 2019 hanya mencapai US$ 77,89 per ton, lebih mini dibanding rata-rata HBA 2017 yang sebesar US$ 85,92 per ton, dan HBA 2018 yang mencapai US$ 98,96 per ton.
Sementara itu, HBA tahun 2020 dibuka dengan penurunan 0,55% secara bulanan, yakni sebesar US$ 65,93 per ton untuk HBA Januari. Pada Februari, HBA naik tipis 1,45% menjadi US$ 66,89 per ton. HBA Maret juga mencatatkan kenaikan tipis menjadi US$ 67,08 per ton, namun turun lagi di bulan ini menjadi US$ 65,77 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News